Riau dirikan lima titik pengecekan masuknya sapi jelang Idul Adha antisipasi PMK

id Dinas PKH Riau

Riau dirikan lima titik pengecekan masuknya sapi jelang Idul Adha antisipasi PMK

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Provinsi Riau mendirikan lima posko cek poin pantau ternak keluar masuk Riau. (Foto:Antara/HO-Dinas PKH Riau).

Kota Pekanbaru (ANTARA) - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Provinsi Riau mendirikan lima titik pengecekan (check point) mengantisipasi masuknya sapi terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK) ke daerah setempat menjelang Hari Raya Idul Adha 2022.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Riau, Herman, di Pekanbaru, Kamis, mengatakan, lima titik pengecekan didirikan di perbatasan antar provinsi, yakni di Rokan Hilir dan Rokan Hulu, yang berbatasan langsung dengan Sumatra Utara., serta di 13 Koto Kampar yang berbatasan dengan Sumatra Barat lalu di Kuantan Singingi (Kuansing).

"Titik pengecekan lainnya berada di Selensen, Indragiri Hilir, yang merupakan jalan masuk dari Lampung dan Jawa," katanya.

‎Herman mengatakan, selain untuk mengantisipasi masuknya sapi terjangkit PMK ke Riau, titik pengecekan ini juga untuk memantau lalu lintas sapi kurban ke Riau dari provinsi tetangga. Titik pengecekan atau posko tersebut juga akan mengawasi sapi yang terpapar penyakit ‎Lumpy Skin Disease (LSD).

Berdasarkan data Dinas PKH Riau, total kasus PMK di Riau mencapai 130 kasus. Ratusan ekor sapi yang terjangkit PMK tersebut tersebar di lima kabupaten yakni di Kabupaten Rokan Hulu, Siak, Indragiri Hilir, Kampar dan Bengkalis. Kasus PMK di Riau ditemukan di 8 kecamatan dan 8 desa.

"Hewan ternak yang terpapar PMK di Riau paling banyak di‎temukan di Kabupaten Bengkalis dengan jumlah kasus mencapai 69 kasus. Kemudian di Inhil 21 kasus, Siak 19 kasus, Kampar 16 kasus dan di Rohul 5 kasus," katanya.

Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan, Dinas PKH Riau, drh Faralinda menambahkan, dari 130 ekor sapi yang terpapar PMK tersebut tercatat 36 ekor yang sudah sembuh. Hasil pemeriksaan sampelnya pun sudah negatif. Namun demikian, sapi tersebut masih diisolasi karena meski sudah sembuh dan negatif, potensi penularanya masih bisa terjadi.

"Sapi tersebut masih diisolasi, belum bisa dilepaskan sebelum divaksin, karena meskipun sudah negatif, potensi penularanya masih ada. Akan tetapi, kondisi kesehatannya sudah membaik," katanya.

Fara mengungkapkan, saat ini sudah ditemukan 1 ekor sapi di Riau yang mati akibat diserang PMK. Kasus tersebut ditemukan di Kabupaten Kampar.

"Secara umum kasus PMK di Riau kategorinya ringan sampai sedang. Tidak sampai ke gejala yang berat, jadi proses kesembuhanya juga lebih cepat," katanya.