Kota Pekanbaru (ANTARA) - Kepala BKKBN Perwakilan Provinsi Riau Mardalena Wati Yulia mengemukakan pihaknya akan menggencarkan gerakan bersama antara Bidang Administrasi dan Bina Keluarga Remaja (KR) untuk meningkatkan data data terkait balita dan ibu hamil guna menekan angka kekerdilan (stunting) di daerah itu.
"Untuk memasukkan data tentang keluarga, ibu hamil dan balitanya, harus dijemput ke fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama guna memenuhi target semua pelayanan terdata dalam New SIGA," kata Mardalena Wati Yulia,pada kegiatan sosialisasi di Gedung Pertemuan Desa Muara Basung, Pinggir, Bengkalis, Selasa.
Ia mengatakan New SIGA merupakan aplikasi laporan daring bagi para bidan, sebuah sistem informasi yang diterapkan BKKBN lebih kekinian dan akuntabel, yaitu aplikasi Sistem Informasi Keluarga (SIGA) dan kini diubah menjadi New SIGA.
New SIGA, katanya, akan menjadi data operasional bagi petugas KB dan pihak terkait dalam melakukan intervensi terhadap program BKKBN, khususnya program Bangga Kencana.
"Melalui New SIGA, BKKBN ingin membangun sistem data yang lebih baik secara real time (data seketika) di tahun depan dengan sinkronisasi data basis keluarga Provinsi Riau dengan sistem informasi kependudukan, sehingga upaya percepatan penurunan prevalensi stunting di Riau bisa dilakukan dengan baik," katanya.
Mardalena mengatakan melalui TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-113 tahun 2022 di gedung pertemuan Desa Muara Basung, Pinggir, Bengkalis kegiatan ini bisa meningkatkan keberhasilan program Bangga Kencana.
Bersama TNI dan pemangku kepentingan lainnya, diharapkan bisa menjadi dedikasi terbaik dalam membangun negeri sekaligus mendorong upaya percepatan penurunan prevalensi stunting di Riau yang masih tinggi, yakni 22,3 persen.
Ketua Tim pengawasan dan evaluasi (Wasev) TMMD ke-113 tahun 2022, Brigjen TNI Junaedi MAP mengapresiasi upaya penurunan prevalensi stunting yang ditindaklanjuti Pemerintah Provinsi, Pemkab dan Pemkot bersama BKKBN Perwakilan Provinsi Riau dengan baik.
"Upaya yang dilakukan di Riau untuk mencapai target pemerintah telah ditindaklanjuti oleh Pemprov Riau dan kabupaten kota. Saya bangga ternyata di lapangan antusias masyarakat luar biasa," kata Junaedi.
Ia mengatakan adanya antusias masyarakat di lapangan, sekaligus menjadi satu kekuatan, dalam upaya mempercepat upaya penurunan prevalensi stunting sebagai bentuk kegiatan nonfisik yang tidak bisa diukur, tetapi bisa dirasakan.
"Target ini menjadi fokus kami, khususnya Satgas TMMD bersinergi dengan kegiatan KB, bagaimana menindaklanjuti kegiatan nonfisik ini supaya bisa dirasakan satuan kerja perangkat daerah dan masyarakat," katanya.
Asisten I Pemkab Bengkalis Andres Wasono menyebutkan, angka prevalensi stunting di Bengkalis tercatat 22,91 persen atau masih tinggi tinggi dibandingkan prevalesi stunting di Riau 22,3 persen.
Namun demikian, katanya, kita terus berupaya untuk menurunkan prevalensi stunting di daerah ini dengan target ditetapkan pemerintah yakni sebesar 14 persen pada 2024 antara lain mengaktifkan Posyandu, PMT bagi ibu hamil dan ibu memiliki baduta, sosialisasi 1000 Hari Pertama Kelahiran (HPK) kepada ibu hamil, pembinaan bagi Kader KB dan lainnya.
Berita Lainnya
BKKBN Riau dorong percepatan penurunan stunting
24 September 2024 19:28 WIB
TNI AD-Baznas Riau kolaborasi bangun sumber air bersih
13 September 2024 20:47 WIB
BKKBN Riau raih 2 penghargaan program Bangga Kencana
13 September 2024 20:03 WIB
BKKBN Perwakilan Riau sosialisasikan pendidikan kependudukan ke pramuka
27 August 2024 17:25 WIB
Berkomitmen dukung turunkan angka stunting di Riau, RAPP terima penghargaan dari BKKBN RI
01 July 2024 10:32 WIB
BKKBN Perwakilan Riau borong penghargaan tingkat nasional Program Bangga Kencana
28 June 2024 13:43 WIB
UNRI dan BKKBN bersinergi wujudkan pembangunan berwawasan kependudukan
14 June 2024 15:44 WIB
Kemnaker terima pengaduan 30.000 orang lebih untuk pengajuan PHK
31 May 2024 20:19 WIB