New York (ANTARA) - Pimpinan Biro Investigasi Federal (FBI) memperingatkan tentang eskalasi pembunuhan di seluruh Amerika Serikat (AS), yang menurutnya mencakup lebih banyak kejahatan kekerasan oleh remaja, lebih banyak perdagangan senjata, dan tren berbahaya lainnya, demikian seperti dilansir stasiun radio KOMO News yang berbasis di Seattle.
"Kami melihat frekuensi mengkhawatirkan dari beberapa hal terburuk yang kembali muncul di jalanan," lapor KOMO News pada Senin (25/4), mengutip pernyataan Direktur FBI Christopher Wray dalam sebuah wawancara dengan acara CBS 60 Minutes yang ditayangkan pada Minggu (24/4).
Tren mengerikan lain yang dibahasnya adalah peningkatan jumlah petugas polisi yang tewas saat menjalankan tugas, yang naik 51 persen, menurut Statistik FBI. Pekerjaan polisi telah menjadi semakin berbahaya, terbukti pada National Law Enforcement Memorial di Washington, yang baru saja menyelesaikan penambahan 619 nama dari beberapa tahun terakhir.
Lonjakan angka kejahatan secara keseluruhan menimbulkan sejumlah konsekuensi, termasuk semakin banyaknya orang Amerika yang membeli senjata api, dan banyak di antaranya membeli untuk pertama kalinya, kata radio itu dalam laporannya.
Angka terbaru dari National Shooting Sports Foundation menunjukkan banyak dari pembeli senjata api tersebut adalah orang nonkulit putih, ungkap laporan itu, yang menambahkan bahwa dari 2019 hingga 2020, pembelian senjata api oleh warga keturunan Asia-Amerika naik 43 persen, pembelian oleh warga Hispanik Amerika naik 49 persen, dan pembelian oleh keturunan Afrika-Amerika naik 58 persen.