Distan Mataram setop pasokan telur dari luar daerah, kenapa?

id telur,mataram,setop

Distan Mataram setop pasokan telur dari luar daerah, kenapa?

Ilustrasi: Aktivitas pedagang telur di Pasar Kebon Roek Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat. (Foto: ANTARA/Nirkomala)

Mataram (ANTARA) - Dinas Pertanian Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyetop sementara pasokan telur dari luar daerah karena produksi telur peternak di Pulau Lombok mencukupi hingga sebulan ke depan.

"Mulai kemarin, rekomendasi untuk mendatangkan telur dari luar daerah kita setop sementara, sambil melihat kondisi kebutuhan beberapa pekan ke depan," kata Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kota Mataram H Mutawalli di Mataram, Selasa.

Dikatakan, penghentian sementara pemasukan telur dari luar daerah itu sekaligus mengakomodasi permintaan dari perhimpunan peternak unggas (Petarung) yang meminta agar Distan tidak mengeluarkan rekomendasi pemasukan telur dari luar daerah.

Dengan alasan, produksi telur dari para peternak masih banyak dan diprediksi mampu memenuhi kebutuhan masyarakat hingga bulan depan (Maret-red) serta harga juga relatif normal.

"Kebutuhan telur masyarakat di Mataram mencapai sekitar 200-250 ton per bulan. Jika stok kurang, kita datangkan dari luar hingga 100 ton," katanya.

Kondisi stok telur di peternak lokal, kata Mutawalli, dapat dilihat dari terpenuhinya permintaan telur dari masyarakat serta harga yang stabil.

"Harga telur di sejumlah pasar tradisional saat ini memang masih stabil, yakni berkisar Rp37.000-Rp40.000 per try (isi 30 butir)," katanya.

Karena itu, katanya, apabila bulan depan terjadi produksi telur peternak lokal turun, stok terbatas dan harga naik, maka pihaknya segera mengambil kebijakan untuk mendatangkan telur dari luar daerah.

"Tujuannya, guna memenuhi kebutuhan serta menstabilkan harga. Untuk memasukkan telur sejauh ini tidak ada masalah, sebaliknya pengusaha luar senang sebab mereka mencari pasar," katanya.

Di sisi lain, pengawasan pemasukan telur selama penyetopan itu telah dikoordinasikan dengan Balai Karantina.

"Tim merekalah yang akan mengawasi kalau ada telur masuk, tapi tidak disertai dokumen rekomendasi bisa ditahan, untuk diproses," kata Mutawalli.