Jakarta (ANTARA) - Tiga anggota Angkatan Operasi Khusus Kanada sedang diselidiki karena diduga mendukung unjuk rasa terhadap pembatasan COVID-19 di Ottawa, menurut Departemen Pertahanan Nasional, Minggu (13/2).
Komandan Mayor Jenderal Steve Boivin mengatakan dalam keterangannya bahwa investigasi itu dilakukan setelah pimpinan senior diberi tahu pada 1 Februari 2022 bahwa satu anggota kemungkinan terlibat.
Pada 10 Februari 2022, penyelidikan lainnya dimulai guna memeriksa keterlibatan dua anggota lainnya.
Baca juga: Hmmm, ada unjuk rasa tangkap Ketua KPK Malaysia
"Komando Angkatan Operasi Khusus Kanada (CANSOFCOM) tidak memaafkan anggotanya yang mendukung dan atau secara aktif mengambil bagian dalam perkara yang merusak perintah apolitis terkait dengan fungsi mereka,” katanya.
Departemen itu tidak memberikan rincian bagaimana tiga anggota yang tidak dikenal itu terlibat dalam demonstrasi tersebut.
Unjuk rasa "Konvoi Kebebasan" bermula di ibu kota negara, Ottawa oleh sejumlah pengemudi truk yang menentang perintah vaksinasi atau karantina untuk pengemudi lintas atas.
Demonstrasi itu sudah memasuki hari ke-17 pada Minggu (13/2).
Para anggota sudah dalam proses pembebasan dari Angkatan Bersenjata Kanada.
Baca juga: Buntut kontrak honorer tak diperpanjang, Kantor Bupati Meranti kembali diserbu
Berita Lainnya
Ricky apresiasi perjuangan tim putri Indonesia capai final Piala Uber 2024
04 May 2024 16:30 WIB
ICC: Ancaman terhadap keputusan Mahkamah bisa dianggap sebagai suatu kejahatan
04 May 2024 16:26 WIB
LPEM UI prediksi ekonomi Indonesia tumbuh 5,15 persen pada kuartal I 2024
04 May 2024 15:41 WIB
Mahasiswa pro-Palestina di Univ. Princeton mulai lakukan aksi mogok makan
04 May 2024 15:34 WIB
Food Station pastikan stok beras aman seiring masuknya masa panen di daerah
04 May 2024 15:28 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo ingatkan ancaman kemajuan teknologi bagi peradaban
04 May 2024 14:54 WIB
Empat stadion dan lapangan di Bali jadi lokasi latihan di Piala Asia Putri U-17
04 May 2024 14:44 WIB
UNRWA sebut perang di Jalur Gaza sama dengan perang terhadap perempuan
04 May 2024 14:38 WIB