Gubernur Riau kembali kumpulkan produsen minyak goreng, dampak dari "punic buying'

id Pemrov Riau,harga minyak goreng,minyak goreng

Gubernur Riau kembali kumpulkan produsen minyak goreng, dampak dari "punic buying'

Ketersediaan minyak goreng masih langka, Gubernur Riau kembali kumpulkan produsen minyak goreng. (Foto:Antara/HO-Diskominfotik Riau) .

"Minyak goreng masih langka, karena setiap penjualan minyak goreng selalu kehabisan dan itu diakibatkan ada masyarakat yang membeli melebihi dari kebutuhannya, "kata Syamsuar.
Pekanbaru (ANTARA) - Gubernur Riau Syamsuar kembali mengumpulkan produsen minyak goreng di Riau untuk membahas kelangkaan dan mengetahui stok minyak goreng di daerah itu.

Gubernur Syamsuar menegaskan kepada produsen minyak goreng agar bisa membantu pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan bisa memberikan perhatian kepada pelaku-pelaku usaha kecil yang sangat membutuhkan minyak goreng.

"Pelaku usaha kecil ini harus dibantu melalui berbagai dukungan, agar usaha mereka bisa tetap berjalan, sehingga bisa tetap mendapatkan penghasilan," kata Gubri Syamsuar, di Pekanbaru, Kamis.

Ia menjelaskan, bahwa produsen minyak goreng di Riau telah melakukan operasi pasar di Kota Dumai, Mandau Kabupaten Bengkalis, dan Kabupaten Kampar. Berikutnya akan melakukan operasi pasar di kabupaten/kota lainnya.

"Ada juga perusahaan minyak goreng yang sudah bekerja sama dengan Bulog untuk melakukan operasi pasar, dalam upaya meringankan beban masyarakat yang terdampak kenaikan harga minyak goreng," katanya.

Berdasarkan laporan dari pertemuan tersebut, Syamsuar menjelaskan, bahwa tidak ada pengurangan stok minyak goreng di Riau, namun permintaan minyak goreng sangat tinggi.

"Stok untuk minyak goreng sebenarnya tidak ada yang dikurangi. Namun, permintaan saat ini sangat tinggi sekali. Jadi kalau permintaan normal seperti biasanya, maka tidak ada kekurangan. Karena tidak ada sedikit pun pengusaha mengurangi produksi di sini," kata Gubernur.

Walaupun masih terjadi kelangkaan, ia menjelaskan, bahwa Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah ditetapkan pemerintah, berkaitan dengan minyak goreng untuk masyarakat, sudah berjalan dengan baik.

"Minyak goreng masih langka, karena setiap penjualan minyak goreng selalu kehabisan dan itu diakibatkan ada masyarakat yang membeli melebihi dari kebutuhannya, "kata Syamsuar.

Untuk itu tentunya perlu ada pendisiplinan atau upaya untuk mengatasi "panic buying" atau pembelian secara berlebihan, dan penimbunan suatu barang karena didasari rasa panik dan takut yang berlebihan.

Gubernur berharap kepada masyarakat agar membeli minyak goreng sesuai kebutuhan, karena ketersediaan minyak goreng tetap ada sehingga tidak perlu panik.

Dalam situasi saat ini, ia juga berharap tidak terjadi indikasi spekulan yang memanfaatkan situasi, dengan cara membeli minyak goreng dan kemudian mencari keuntungan sendiri.

"Kami harapkan di Riau tidak ada spekulan, dan Satgas Pangan beranggota Polisi dan lainnya akan melakukan pengawasan terhadap arus barang di Riau," katanya.***1***T.F011