Kasihan....Kolam Ikan Petani Rohil Dibiarkan Kosong

id kasihankolam ikan, petani rohil, dibiarkan kosong

Kasihan....Kolam Ikan Petani Rohil Dibiarkan Kosong

Bagansiapiapi, (Antarariau.com) - Siapa nyana pejabat Kabupaten Rohil, Provinsi Riau masih membiarkan petani di daerahnya miskin dengan membiarkan kolam-kolam ikan milik warga kosong melompong.

Mereka tidak mampu meski hanya membeli bibit dan biaya pakan hingga panen dikarenakan tidak memiliki modal, sementara penghasilan sehari hari dari bekerja serabutan habis terpakai.

Ironisnya pegawai Pemkab telah berkali kali meninjau dan bahkan memfoto kondisi kolam, namun asa untuk mendapatkan bantuan itu belum juga terwujud.

"Banyak kolam ikan warga di Kecamatan Bangko, terlantar akibat tidak dikelola oleh pemiliknya yang rata-rata berpenghasilan pas-pasan dengan alasan ketiadaan modal. Kita memerlukan perhatian baik pemerintah kabupaten maupun perbankan," ujar Syamsuar, warga Jalan Sempurna, Kepenghuluan Bagan Jawa, Kecamatan Bangko, Rokan Hilir di Bagansiapiapi, Senin.

Dua kolam ikan miliknya dan dua puluhan petani lain disekitar tempat tinggalnya juga terlantar, menunggu bantuan permodalan agar bisa dimanfaatkan.

Syamsuar mengaku, kolam ikan miliknya seluas 8 M x 15 M dan satu lagi 6 m x 8 meter yang terletak di belakang rumahnya tersebut sudah pernah diisi bibit ikan berbagai jenis seperti ikan nila dan mas dengan jumlah yang tidak seberapa.

"Pernah saya memasukkan bibit ikan nila ke kolam saya, tapi jumlahnya tidak seberapa hanya beberapa ratus ekor saja. Begitu ikan mulai besar akhirnya dikonsumsi sendiri untuk keperluan sehari-hari. Kalau bibit ikan saya masukkan jumlahnya banyak tentu hasil panen akan bisa dijual," ujarnya.

Syamsuar mengaku, sekitar dua tahun lalu seorang petugas dari Dinas Perikanan dan Kelautan Rohil pernah meninjau kolam ikan miliknya tersebut, namun hanya sekadar memotret-motret seraya menjanjikan bantuan bibit ikan terhadap Syamsuar, namun setelah ditunggu-tunggu hingga sekarang janji itu belum ada realisasinya.

"Kalau ditinjau oleh orang pemerintah, sudah ada lima kali sambil memotret sana-sini bagian kolam. Saya pikir dengan dipotret begitu, bantuan bibit memang betul adanya, tetapi nyatanya bantuan bibit dan makanan ikan yang dijanjikan sampai sekarang belum pernah saya terima," tambah Syamsuar.

Ditanya apakah dirinya sudah pernah mengajukan pinjaman modal usaha peternakan ikan kepada pihak bank, Syamsuar menjawab belum pernah. "Kalau kami pinjam ke bank, sudah pasti pakai agunan dan untuk menyicilnya sudah pasti kewalahan apalagi pekerjaan kami serabutan. Upah kerja sehari-hari sepertinya tidak akan mampu menutupi cicilan," keluh Syamsuar.

Pimpinan BRI Cabang Bagansiapiapi Adhi Pratama yang dikonfirmasi terkait keluhan pemilik kolam ikan yang tidak memiliki modal pengembangan usaha mempersilahkan pemilik kolam untuk mengajukan pinjaman usaha kepada unit BRI yang ada di Bagansiapiapi.

"Mereka tinggal ajukan dan datang ke kantor. Memang besar pinjaman yang diberikan sudah pasti disesuaikan dengan kemampuan usaha. Petugas kita biasanya juga melakukan survei lebih dahulu dan pinjaman seperti itu diarahkan ke dalam bentuk kredit usaha rakyat (KUR) dengan bunga sebesar 13 persen per tahun sesuai ketentuan pemerintah," ujar Adhi.

Dalam pemberian pinjaman kepada usaha kecil seperti halnya pemilik kolam tersebut, kata Adhi, masalah plafon dan besaran dana yang dikucurkan nomor dua, yang lebih penting adalah adanya usaha dan tempat usaha serta kemampuan untuk membayar setiap bulan yang disesuaikan dengan besaran pinjaman.