Petani Riau Belum Siap Hadapi Peremajaan Sawit

id petani riau, belum siap, hadapi peremajaan sawit

Pekanbaru, (antarariau.com) - Sejumlah petani kelapa sawit di Kabupaten Rokan Hulu, Riau belum siap menjalani peremajaan tanaman sawit (replanting) karena takut kehilangan mata pencaharian ketika program itu berlangsung selama tiga tahun.

"Hal ini perlu dicarikan solusi agar petani bisa siap menghadapi replanting sawit dan tidak kehilangan penghasilan tetap selama tiga hingga empat tahun program itu berjalan," kata Anggota Komisi A DPRD Riau, Tony Hidayat, di Pekanbaru.

Ia mengatakan, kondisi ketakutan petani itu didapatkannya saat melakukan kunjungan reses di Desa Tapung Jaya, Kecamatan Tandung, Rokan Hulu.

Mereka termasuk petani sawit plasma di kawasan transmigrasi Perkebunan Inti Rakyat (PIR) PTPN V itu mengeluhkan tidak lagi memiliki penghasilan ketika tanaman kelapa sawit mereka memasuki masa peremajaan.

Padahal masa replanting ini mulai dari penumbangan, penanaman, perawatan dan panen pertama paling cepat memakan waktu tiga tahun. Praktis selama tiga tahun ke depan masyarakat tidak punya penghasilan tetap.

"Akibat tidak berpenghasilan ini, banyak orang tua di daerah itu tidak lagi bisa membiayai sekolah dan kuliah anak mereka," katanya.

Menurut dia, penghasilan warga hanya bersumber dari kebun kelapa sawit yang tumbuh di belakang rumah mereka yang paling luas mencapai dua hektare.

Karena itu, Tony mengatakan para petani memohon bantuan pemerintah terutama yang bersumber dari anggaran Provinsi Riau maupun pusat melalui berbagai program pemberdayaan ekonomi masyarakat desa.

"Misalnya bantuan untuk mendapatkan ternak sapi, bebek atau bibit dan pengelolaan perikanan air tawar," kata Tony yang merupakan politisi Partai Demokrat itu.

Menurut dia, banyak program pemberdayaan ekonomi masyarakat yang pembiyaannya bersumber dari anggaran provinsi dan pusat. Program itu, lanjutnya, harus juga menyentuh masyarakat di Tapung Jaya sedang mengalami kesulitan ekonomi.

Berdasarkan catatan Antara, replanting tanaman sawit petani plasma PTPN V telah diluncurkan pada Februari 2012. Pelaksanaannya memerlukan biaya sekitar Rp39,9 juta per hektare selama proses itu berlangsung selama empat tahun. Proses penumbangan pohon tua, penanaman bibit baru dan perawatan selama empat tahun, akan dilakukan oleh perusahaan.

Petani akan mulai mencicil kreditnya pada tahun keenam. Pemerintah pusat memberikan subsidi bunga, sehingga petani hanya membayar bunga tetap sebesar tujuh persen per tahun.

Tahap awal peremajaan sawit dilakukan di lahan seluas 1.000 hektare di Desa Tapung Jaya, dengan jumlah petani 500 kepala keluarga (KK). Secara keseluruhan, PTPN V akan melakukan replanting perkebunan plasma sawit di Riau seluas 56.655 hektare. Program itu akan dilakukan bertahap hingga 2022.

Pewarta :
Editor: Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2013

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.