Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perdagangan mendorong praktik perdagangan global yang mengedepankan prinsip berkeadilan dan berkelanjutan, di mana keberlanjutan atau sustainability menjadi salah satu kunci penting dalam perdagangan internasional.
“Fair trade atau perdagangan berkeadilan adalah bagian dari upaya memenangkan persaingan di dunia internasional. Isu kepatuhan sosial, isu kesetaraan gender, dan isu pengentasan kemiskinan menjadi penting untuk dipahami," kata Direktur Kerja Sama Pengembangan Ekspor Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag, Marolop Nainggolan lewat keterangannya di Jakarta, Senin.
Marolop menambahkan banyak produk Indonesia yang baik dan menarik tetapi tidak bisa menembus pasar internasional karena tidak memenuhi aspek keberlanjutan dalam proses produksi.
Pernyataan tersebut disampaikan Marolop Nainggolan dalam Fair Trade Talk yang digelar secara hibrida di Yogyakarta dengan menggandeng Forum Fair Trade Indonesia (FFTI) dan mengusung tema “Fair Trade Practise in Global Market”.
Sementara itu, Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi DIY Intan Mestikaningrum menguraikan bahwa perdagangan berkeadilan dapat memberikan kontribusi positif terhadap pembangunan berkelanjutan.
“Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi harus memperhatikan aspek keberlanjutan, seperti yang DIY lakukan. Nilai ekspor DIY pada 2020 mengalami peningkatan sekitar 12 persen dengan komoditas utama yaitu pakaian jadi tekstil, mebel kayu, sarung tangan kulit, minyak asiri, dan aneka kerajinan,” jelas Intan.
Menawarkan kondisi perdagangan yang lebih baik, menurut Intan, dapat menjamin hak-hak dari produsen dan pekerja yang terpinggirkan melalui sistem pembayaran yang adil, kondisi tempat kerja yang layak, bantuan teknis, program sosial, kesetaraan, transparansi, saling mempercayai dan menjaga lingkungan.
Intan mengatakan efektivitas dari perdagangan berkeadilan di Indonesia mungkin belum bisa diukur, namun secara prinsip akan memberikan pengaruh yang besar terhadap perekonomian Indonesia.
Sekretaris Jenderal FFTI Netty Febriana menjelaskan dalam paparannya, perdagangan berkeadilan muncul sebagai reaksi terhadap sistem perdagangan bebas yang cenderung meminggirkan kelompok rentan.
Perdagangan berkeadilan menawarkan sebuah konsep perdagangan alternatif yang memberikan ruang bagi prinsip perlindungan hak asasi manusia, kesetaraan, keadilan, keterbukaan, sustainabilitas, toleransi, dan demokrasi. Konsep tersebut semakin lazim di pasar global.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan perhatian masyarakat terhadap perdagangan berkeadilan pada 2022, FFTI mengusung program rencana kerja dengan memberikan edukasi dan promosi kepada pelaku usaha dan konsumen agar berpihak kepada produk yang berkelanjutan dan perdagangan berkeadilan.
"FFTI juga mengagendakan pameran untuk memperkenalkan produk perdagangan berkeadilan di Indonesia,” ungkap Netty.
Berita Lainnya
Para pemimpin Ekonomi APEC dorong perdagangan dan investasi berkelanjutan
19 November 2022 15:13 WIB
Izin Tak Lengkap Menara Telekomunikasi Disegel Aparat
03 April 2017 15:30 WIB
Jokowi Jenguk Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Hasyim Muzadi
15 March 2017 11:05 WIB
Pemko Batu Alokasikan Rp4,3 Miliar Untuk Bantu Ibu Hamil
07 February 2017 10:50 WIB
Liburan Imlek, Pantai Selatbaru di Bibir Selat Malaka Dipadati Pengunjung
29 January 2017 21:40 WIB
Jalani Pemeriksaan Di Imigrasi Pekanbaru, TKA Ilegal Mengaku Stres
18 January 2017 16:55 WIB
Pelajar Sekolah Di Inhil Banyak Yang "Ngelem"
13 January 2017 6:15 WIB