Satu jembatan utama di Kota Bima rubuh akibat diterjang banjir bandang

id Berita hari ini,berita riau terbaru, berita riau antara, jembatan rubuh

Satu jembatan utama di Kota Bima rubuh akibat diterjang banjir bandang

Kepala Dinas PUPR Nusa Tenggara Barat (NTB), Ridwan Syah. (ANTARA/Nur Imansyah)

Mataram (ANTARA) - Satu jembatan utama yang menghubungkan Kota Bima dengan Kecamatan Ambalawi dan Wera di Kabupaten Bima rubuh akibat diterjang banjir bandang pada Senin (6/12).

Kepala Dinas PUPR NTB, Ridwan Syah mengatakan banjir bandang menerjang beberapa wilayah di Kota Bima menyebabkan beberapa fasilitas umum rusak, salah satunya jembatan utama yang menghubungkan Kota Bima dengan Ambalawi/Wera di Kabupaten Bima yang merupakan jalan Provinsi NTB di Jatibaru Barat rubuh.

"Kami telah berkoordinasi dengan Dinas PUPR Kota Bima dan kontraktor yang sedang mengerjakan ruas jalan tersebut. Saya jamin seluruh alat berat sudah berada di lapangan untuk segera melakukan perbaikan," ujarnya di Mataram, Selasa.

Ia mengatakan penggunaan alat berat ini dilakukan untuk pembersihan aspal dan sampah atau ranting yang menyumbat jembatan. Sementara untuk membersihkan dari plat lantai jembatan yang terlalu besar akan dipecah terlebih dahulu dan diangkut truk.

Baca juga: Jembatan Pelabuhan Buton roboh lagi, begini dampaknya bagi penumpang

"Hari ini kita fokus mengatasi sumbatan akibat rubuhnya jembatan. Insya Allah pembersihan bekas plat jembatan kita lakukan hingga selesai," ujarnya.

Sementara itu, untuk tetap menjamin kelancaran transportasi Kota Bima-Ambalawi/Wera, ada dua alternatif yakni membuat jembatan sementara yang butuh waktu dan biaya, atau meningkatkan akses jalan alternatif.

Jalan alternatif dimaksud adalah jalan raya dari Lela-Jatibaru Barat di antara Kantor Lurah Jatibaru Barat dan Puskesmas sampai dengan Lingkungan Sepaga II Jatibaru Timur (Di area kompleks relokasi banjir 2016).

Jarak jalan alternatif ini panjangnya 2,4 km dengan lebar bahu jalan rata-rata 4-7 meter, telah di hotmix oleh Pemerintah Kota Bima dan yang dalam kondisi masih bagus sepanjang 1,6 km.

"Setelah kami survei, masih ada sekitar 800 meter yang baru pengerasan. Ini membutuhkan pembersihan dari lumpur. Lalu pengerasan dan penggalian drainase di lereng gunung. Serta pengerasan dengan menggunakan LPA Kelas C. Hasil survei tersebut akan kami laporkan," katanya.*

Baca juga: Tali Putus, Jembatan Kukar Rubuh