Menteri Keuangan Sri Mulyani waspadai varian Omicron terhadap pemulihan RI

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara,Sri Mulyani

Menteri Keuangan Sri Mulyani waspadai varian Omicron terhadap pemulihan RI

Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati. (ANTARA/Astrid Faidlatul Habibah/am.)

Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mewaspadai pengaruh varian baru COVID-19 yaitu Omicron yang berasal dari Afrika Selatan terhadap pemulihan Indonesia, mengingat telah mulai menyebar ke beberapa negara baik di sejumlah negara barat maupun Asia.

"Kami sangat waspada dan mencermati apa yang sedang terjadi di berbagai belahan dunia termasuk meningkatnya kasus atau mutasi Omicron," katanya dalam acara 2nd International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas 2021 secara virtual dari Jakarta, Selasa.

Sejauh ini, Sri Mulyani mengaku optimis bahwa pemulihan dalam negeri akan terus terakselerasi seiring Indonesia yang telah berhasil melewati dua momen puncak kasus COVID-19.

Baca juga: Sri Mulyani : Target Rp1.846,1 triliun penerimaan 2022 belum perhitungkan dampak UU HPP

Indonesia mengalami dua momen puncak kasus COVID-19 yakni pada awal 2021 sebagai dampak libur Natal dan Tahun Baru 2020 serta Juli hingga Agustus 2021 sebagai dampak kemunculan varian Delta.

Ia menuturkan keberhasilan Indonesia dalam melewati puncak kasus COVID-19 merupakan sebuah pencapaian tersendiri mengingat hingga kini masih terdapat beberapa negara yang berusaha untuk keluar dari puncak kasus.

Ia berharap kewaspadaan pemerintah akan mampu membawa ekonomi Indonesia ke dalam pertumbuhan 3,5 persen sampai 4 persen pada tahun ini.

Baca juga: Menkeu Sri Mulyani: Naiknya konsumsi-produksi masyarakat bekal tumbuh 2022

Sementara itu, Sri Mulyani memastikan fiskal pemerintah akan terus mendukung hingga tahun depan mengingat masih adanya ketidakpastian pada perkembangan COVID-19.

Pemerintah Indonesia juga terus melaksanakan reformasi struktural karena dinilai akan menciptakan pemulihan yang lebih cepat dengan pertumbuhan yang lebih baik dan berkelanjutan.

Ia mengatakan masih terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki seperti meningkatkan daya saing, kualitas sumber daya manusia (SDM) serta produktivitas dan inovasi.

"Segala upaya yang dilakukan pemerintah dalam penyederhanaan iklim investasi, birokratisasi yang mendalam serta penyederhanaan regulasi juga sangat-sangat-sangat relevan,” katanya.

Baca juga: Menkeu Sri Mulyani sebut belanja negara capai Rp2.058,9 triliun per Oktober

Baca juga: Sri Mulyani nyatakan demografi hingga perubahan iklim jadi tantangan 2045