Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan Indonesia memiliki berbagai tantangan yang cukup kompleks saat menyambut Hari Kemerdekaan ke-100 tahun pada 2045 yakni mulai dari demografi, urbanisasi, hingga perubahan iklim.
"Ini tantangan seperti demografi naik, climate change dan belum lagi urbanisasi yaitu banyak masyarakat yang bekerja di perkotaan,” katanya dalam acara Ministry of Finance Festival 2021 di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Sri Mulyani sebut potensi aset keuangan syariah global capai 3,69 triliun dolar AS
Sri Mulyani menyebutkan saat ini Indonesia telah memasuki masa bonus demografi dengan jumlah pendidik usia produktif yaitu 15 tahun sampai 65 tahun sebesar 70,72 persen.
Bonus demografi sendiri merupakan percepatan pertumbuhan ekonomi akibat berubahnya struktur umur penduduk yang ditandai dengan menurunnya rasio ketergantungan penduduk nonusia kerja kepada penduduk usia kerja.
Baca juga: Menkeu Sri Mulyani sebut belanja negara capai Rp2.058,9 triliun per Oktober
Jumlah penduduk Indonesia berdasarkan hasil SP2020 tercatat sebanyak 270,2 juta jiwa atau bertambah 32,56 juta jiwa dibandingkan SP20210 dengan pertambahan penduduk per tahun dari 2010-2020 sebesar 1,25 persen atau melambat dibanding 2000-2010 sebesar 1,49 persen.
Dari 270,2 juta penduduk sebanyak 70,72 persen di antaranya usia produktif sedangkan 9,78 persen di antaranya penduduk lansia yang lebih tinggi dibandingkan 2010 sebesar 7,59 persen.
Secara rinci, 270,2 juta jiwa meliputi 10,88 persen post generasi Z, generasi Z sebanyak 27,94 persen, milenial 25,87 persen, generasi C 21,88 persen, baby boomer 11,56 persen, dan pre-boomer 1,87 persen.
Baca juga: Sri Mulyani sebut forum G20 berkontribusi penting jawab tantangan ekonomi global
Menurut Sri Mulyani, bonus demografi ini berimplikasi pada tantangan lainnya yaitu urbanisasi mengingat akan semakin banyak generasi muda yang mulai bekerja dan memilih untuk tinggal di perkotaan. Hal tersebut tentu memerlukan persiapan mengingat membutuhkan banyak penambahan fasilitas umum seperti rumah, sekolah, rumah sakit, serta taman bermain.
Tak hanya itu, aktivitas masyarakat yang jumlahnya diperkirakan akan terus meningkat turut berdampak pada penambahan CO2 sehingga membuat suhu bumi semakin meningkat.
Baca juga: Sri Mulyani: Kemenkeu Mengajar wadah untuk tingkatkan pengetahuan terkait APBN
"Belum lagi setiap aktivitas kita menghasilkan CO2,” ujarnya.
Sri Mulyani menuturkan jumlah penduduk yang saat ini berjumlah sekitar 7 miliar diperkirakan mencapai 9 miliar pada 2045 sehingga dampak terhadap perubahan iklim akan sangat signifikan.
"Kalau 7 miliar saja suhu dunia sudah naik 1,1 derajat celcius dibanding masa pra industri lalu bagaimana kalau 9 miliar,” tegasnya.
Baca juga: Menkeu Sri Mulyani sebut kualitas pendidikan ekonomi syariah penting ditingkatkan
Oleh sebab itu, Indonesia mewujudkan berbagai kebijakan dan instrumen untuk mengendalikan perubahan iklim seperti membentuk Badan Pengelola Lingkungan Hidup (BPDLH) dan Pooling Fund Bencana (PFB).
Kemudian juga aktivasi instrumen pembayaran inovatif atau Green Sukuk serta pengenaan pajak karbon dan cukai plastik melalui UU HPP.
Baca juga: Sri Mulyani bertemu Menteri Keuangan AS untuk bahas pendanaan pandemi
Berita Lainnya
Mengapa tidur menggunakan lensa kontak dapat bahayakan mata, begini penjelasannya
19 December 2024 13:25 WIB
Erick Thohir beberkan hasil transformasi sepak bola Indonesia ke FIFA
19 December 2024 13:18 WIB
Mendikdasmen dorong agar kegiatan pembelajaran tak terbatas di sekolah
19 December 2024 13:00 WIB
Saat Natal dan Tahun Baru, kelurahan-kecamatan di Jaksel diingatkan untuk gandeng aparat
19 December 2024 12:39 WIB
Presiden Prabowo bertemu PM Pakistan bahas kerja sama ekonomi dan perdagangan
19 December 2024 12:05 WIB
Warga Gaza dambakan perdamaian dan kehidupan normal
19 December 2024 12:00 WIB
Film "Perang Kota" akan jadi penutup festival film Rotterdam, Belanda ke-54
19 December 2024 11:38 WIB
Bandara Radin Inten perkirakan capai 95 ribu penumpang di libur akhir tahun
19 December 2024 11:29 WIB