Jakarta (ANTARA) - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) RI mengakui hingga saat ini tren atau kasus-kasus konflik keberagamaan di Tanah Air masih tinggi, meskipun semuanya masih dapat diatasi dengan baik.
"Kita masih menyisakan pekerjaan rumah atau kasus yang sudah lama dan hingga kini belum terselesaikan," kata Koordinator Subkomisi Pemajuan HAM/Komisioner Pendidikan dan Penyuluhan Komnas HAM Beka Ulung Hapsara dalam rangka Festival HAM, di Jakarta, Senin.
Baca juga: Polisi Libatkan Tokoh Agama Cegah Konflik Perdukunan
Masih belum terselesaikannya kasus-kasus lama tersebut dikarenakan menyangkut agama dan keyakinan di tengah masyarakat, sehingga membutuhkan waktu untuk mengurai persoalan itu agar tidak terjadi gesekan.
"Ini bukan perkara mudah menyelesaikan kasus-kasus tersebut," kata Beka.
Menurut Beka, kecenderungan konflik atau kisruh agama tersebut perlu segera diatasi secepatnya. Sebab, konflik yang terjadi tidak hanya mengenai antarpemeluk agama yang berbeda, tetapi dalam satu agama juga bisa terjadi pertikaian contohnya beda aliran.
Akan tetapi, secara umum ia menilai tingkat kerukunan dan kemajemukan masyarakat di Indonesia sudah baik. Sebab, dengan wajah Indonesia yang multikultural maka tidak akan bisa menjadikannya satu warna.
"Jadi kita tidak akan mungkin menyeragamkan Indonesia untuk satu warna," ujarnya pula.
Baca juga: Presiden Joko Widodo serukan dunia utamakan persatuan toleransi beragama
Saat ini, kata Beka, Kota Semarang, Jawa Tengah merupakan salah satu daerah yang bisa dijadikan contoh oleh kabupaten dan kota lain dalam hal pemajuan dan penegakan HAM.
Atas kepedulian dan keberpihakan Kota Semarang dalam penegakan HAM, maka penyelenggaraan Festival HAM 2021 dipusatkan di kota tersebut
Terkait terpilihnya Kota Semarang sebagai tuan rumah Festival HAM 2021, dikarenakan kota itu mampu mengalahkan Kota Bogor yang sebenarnya juga berminat menjadi tuan rumah.
Baca juga: Masjid Indonesia di London diharapkan dukung toleransi beragama
Sebelum penetapan tuan rumah Festival HAM 2021, masing-masing kepala daerah kedua kota itu melakukan presentasi di depan Komisioner Komnas HAM. Pada akhirnya Komnas HAM memilih Semarang dengan beberapa catatan.
Selain Semarang, Komnas HAM juga mencatat beberapa daerah lain yang ramah HAM dari segi kerukunan umat beragama atau berkeyakinan, di antaranya Wonosobo, Singkawang, Salatiga, Bogor, Pematang Siantar, dan beberapa daerah lainnya.
"Jadi sebenarnya masih banyak kota dan kabupaten lain yang sangat toleran dan ramah kepada mereka yang berbeda," ujar dia lagi.
Baca juga: Pengamat: SKB 3 Menteri adalah wujud toleransi antaragama di sekolah
Berita Lainnya
UNIFIL berduka atas tewasnya petugas penjaga perdamaian akibat tabrakan di Lebanon
16 November 2024 16:25 WIB
Indonesia mulai integrasikan bioenergi dan CCS guna kurangi emisi karbon
16 November 2024 16:10 WIB
Presiden China Xi Jinping ajak anggota APEC promosikan ekonomi inklusif
16 November 2024 15:57 WIB
Mike Tyson kalah dari Paul Jake dalam pertarungan selama delapan ronde
16 November 2024 15:49 WIB
BPBD DKI sebut genangan banjir rob di Jakarta Utara mulai berangsur turun
16 November 2024 15:25 WIB
Ketua MPR Ahmad Muzani lelang 1 ton sapi untuk disumbangkan korban Gunung Lewotobi
16 November 2024 15:10 WIB
Presiden Prabowo: APEC harus jadi model solidaritas dan kolaborasi Asia Pasifik
16 November 2024 14:49 WIB
Nelayan di Flores Timur NTT mulai lakukan aktivitas memancing
16 November 2024 14:01 WIB