Sekjen PBB Antonio Guterres tegur dunia soal distribusi vaksin COVID-19 yang tidak adil

id Berita hari ini, berita tiau terbaru, berita riau antara, vaksin

Sekjen PBB Antonio Guterres tegur dunia soal distribusi vaksin COVID-19 yang tidak adil

Sekjen PBB Antonio Guterres berbicara pada SDG Moment, acara yang menjadi bagian dari Sidang ke-76 Majelis Umum PBB di New York, AS, Senin (20/9/2021). (ANTARA/Reuters)

PBB (ANTARA) - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menegur dunia atas distribusi vaksin COVID-19 yang tidak adil.

Ia menyebut ketidakadilan vaksin itu sebagai hal yang vulgar dan memberi dunia "nilai F dalam Etika".

Baca juga: Sekjen PBB Antonio Guterres desak AS hapus sanksi Iran seperti kesepakatan pada 2015

"Ini adalah tuntutan moral dari keadaan dunia kita. Ini tidak sopan. Kita lulus dalam ujian sains, tetapi kita mendapat nilai F dalam Etika," kata Guterres pada Sidang Majelis Umum PBB di New York, Amerika Serikat, Selasa (21/9).

Berbicara dalam pertemuan tahunan para pemimpin dunia itu, Guterres mengatakan gambar-gambar dari berbagai belahan dunia tentang vaksin yang kadaluwarsa, tidak digunakan dan berakhir di tempat sampah, menunjukkan "kisah zaman kita".

Baca juga: Sekjen PBB Antonio Guterres berharap akan ada "setel ulang" dalam hubungan AS-China

Ia menyoroti bagaimana mayoritas negara yang lebih kaya telah divaksinasi sedangkan lebih dari 90 persen penduduk Afrika bahkan belum menerima satu dosis pun.

Dari 5,7 miliar dosis vaksin virus corona yang diberikan di seluruh dunia, hanya 2 persen di antaranya yang disalurkan di Afrika.

Baca juga: Ilmuwan Iran dibunuh, Sekjen PBB Antonio Guterres desak semua pihak tahan diri

Ia mendorong rencana global untuk memvaksin 70 persen populasi dunia pada paruh pertama tahun depan.

Guterres, yang akan memulai masa jabatan kedua sebagai Sekjen PBB selama lima tahun ke depan pada 1 Januari 2022, juga memperingatkan tentang meningkatnya ketegangan antara China dan Amerika Serikat.

Baca juga: Semua Presiden tak perlu tunjukkan bukti vaksinasi di sidang PBB

Ia khawatir persaingan antara kedua negara adidaya tersebut akan membawa dunia menuju menuju dua setelan aturan ekonomi, perdagangan, keuangan, dan teknologi yang berbeda; dua pendekatan yang berbeda dalam pengembangan kecerdasan buatan; dan pada akhirnya dua strategi militer dan geopolitik yang berbeda pula.

"Ini mungkin menjadi bencana. Ini akan jauh lebih sulit diprediksi daripada Perang Dingin," ujar Guterres.

Baca juga: Inggris Raya tolak vaksin COVID-19 Valvena dari Prancis

Sumber: Reuters