Pekanbaru (antarariau) - Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Riau akan memberikan penghargaan atau suatu bentuk dukungan terhadap tiga wartawan korban kekerasanoknum TNI AU pada peliputan jatuhnya pesawat Superhawk 200 di Kecamatan Siak Hulu, Kampar, Riau.
"Penghargaan untuk tiga wartawan ini nantinya akan diberikan langsung pada acara pelatintikan pengurus baru PWI Riau di Pekanbaru yakni pada 5 November 2012 bertempat di Hotel Pangeran Pekanbaru. Bentuknya berupa piagam," kata Sekretaris PWI Riau, Eka Putra di Pekanbaru, Jumat.
Tiga wartawan yang dimaksud salah satunya yakni Rian FB Anggoro yang merupakan pewarta Perum Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA Biro Riau, kemudian Robianto (pewarta/kameramen Riau Televisi) dan Didik Herwanto yang bekerja sebagai pewarta Riau Pos.
Rian sebelumnya mentapat perlakuan kasar perupa pukulan mengarah ke wajah dan perut oleh oknum TNI AU saat hendak mengabadikan gambar jatuhnya pesawat Superhawk di Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, pada Selasa (16/10) sekitar pukul 09.30 WIB.
Bahkan kacamata yang dikenakannya juga raib, begitu juga kamera foto miliknya rusak setelah dirampas secara paksa oleh oknum "alat negara".
Sementara Robianto, juga sempat mengalami luka memar di bagian wajah setelah melawan ketika kamera video yang dibawanya usai memvisualisasi kejadian jatuhnya pesawat dan insiden penganiayaan warga dan wartawan dicoba di rampas oleh oknum TNI AU.
Korban berikutnya yakni Didik Herwanto yang mengalami luka paling parah di bagian wajah dan bahkan sempat diinjak-injak serta di cekik oleh sekelompok oknum TNI AU yang dipimpin langsung oleh Letnan Kolonen (Letkol) Robert Simanjuntak. Kameranya juga sempat dirampas.
Eka menyatakan, anugrah yang diperuntukkan untuk Robianto adalah penghargaan sebagai wartawan kesatria karena telah berani dan cekatan dalam memberikan kontribusi besar pada kasus penganiayaan wartawan untuk upaya perlawanan terhadap kekerasan pers.
Dimana Robianto, terbukti mampu dan berani mengambil gambar jatuhnya pesawat Superhawk 200 serta insiden pemukulan oknum TNI Angkatan Udara terhadap korban Didik Herwanto.
"Ia pun mampu menyelamatkan perangkat kerja termasuk visualisasi yang terekam dalam kaset kamera yang di bawanya ketika itu. Gambar tersebut yang membuat publik tahu bahwa telah terjadi kekerasan terhadap pers oleh oknum TNI AU," kata dia.
Sementara Didik Herwanto, demikian Eka, diberikan penghargaan sebagai wartawan inspiratif karena berani dan tetap berkomitmen untuk bertanggungjawab dalam menjalankan profesinya sebagai wartawan.
Didik juga terbukti mampu dengan kemampuan intelektualnya menyampaikan permasalahan tersebut dengan baik ke publik melalui berbagai media lokal maupun nasional.
Kemudian penghargaan untuk pewarta andal Perum LKBN ANTARA, Rian FB Anggoro, yakni penobatan sebagai wartawan yang berani untuk menyatukan komitmen melawan kekerasan terhadap pers.
"Semangat ini yang kemudian membuat publik khususnya kaum pers bergejolak bersama-sama menyatukan komitmen untuk melawan kekerasan terhadap pers serta mengawal kasus ini hingga tuntas," katanya. ***1*** (T.KR-FZR)
Berita Lainnya
PWI Pusat Zulmansyah Sekedang lakukan "kick off" HPN 2025 Riau di Anjungan TMII
24 October 2024 15:52 WIB
PT SRL terima anugrah PWI Inhil Award
07 August 2024 11:45 WIB
Hadiri UKW di Pekanbaru, ini pesan Ketua PWI dan Kapolda Riau
23 April 2024 15:51 WIB
Menlu Retno Marsudi terima penghargaan Medali Emas Kemerdekaan Pers dari PWI
21 February 2024 11:43 WIB
Menteri LHK Siti Nurbaya apresiasi PWI Kepri tanam 50 ribu batang mangrove
17 February 2024 16:20 WIB
Ganjar Pranowo sambangi PWI bahas program kerja-kemerdekaan pers
30 November 2023 11:11 WIB
Temui Forum Pemred, Cak Munir sampaikan rencana maju jadi Ketum PWI Pusat
02 September 2023 11:23 WIB
Hadir di puncak peringatan HPN, ini harapan Bupati Bengkalis
27 May 2023 23:05 WIB