Harga minyak mentah lanjut naik di Asia, dipicu ketakutan gangguan pasokan AS

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, harga minyak

Harga minyak mentah lanjut naik di Asia, dipicu ketakutan gangguan pasokan AS

Illustrasi: Ladang minyak. (ANTARA/REUTERS/aa)

Tokyo (ANTARA) - Harga minyak memperpanjang kenaikannya di perdagangan Asia pada Selasa pagi, melayang di dekat level tertinggi enam minggu, di tengah tanda-tanda badai lain dapat mempengaruhi produksi di Texas minggu ini bahkan ketika industri AS berjuang untuk mengembalikan produksi setelah Badai Ida mendatangkan malapetaka di pesisir Teluk.

Minyak mentah Brent bertambah 15 sen atau 0,2 persen menjadi diperdagangkan di 73,66 dolar AS per barel pada pukul 00.48 GMT, setelah naik 0,8 persen sehari sebelumnya. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS juga terangkat 23 sen atau 0,3 persen menjadi diperdagangkan di 70,68 per barel, setelah naik 1,1 persen pada Senin (13/9/2021).

Baca juga: Pertamina kembangkan Bioavtur bahan bakar pesawat campuran minyak sawit

Kedua harga acuan ukur tersebut melayang di dekat level tertinggi sejak awal Agustus yang dicapai hari sebelumnya.

Evakuasi sedang berlangsung pada Senin (13/9/2021) dari anjungan minyak lepas pantai Teluk Meksiko AS ketika penyuling-penyuling minyak di darat mulai bersiap untuk Badai Tropis Nicholas, yang menuju ke pantai Texas dengan angin 70 mil per jam (113 kph), mengancam pesisir Texas dan Louisiana yang masih dalam pemulihan dari Badai Ida.

"Kekhawatiran atas Nicholas mendorong pembelian karena kemungkinan akan menghantam wilayah yang dihancurkan oleh Ida meskipun kekuatannya diperkirakan tidak sekuat Ida," kata Manajer Umum Penelitian Nissan Securities, Hiroyuki Kikukawa.

Baca juga: Minyak Iran akan dikirim dengan menggunakan truk ke Lebanon lewat Suriah

Lebih dari 40 persen produksi minyak dan gas Teluk AS masih offline pada Senin (13/9/2021), dua minggu setelah Badai Ida menghantam pantai Louisiana, menurut regulator lepas pantai Biro Keselamatan dan Penegakan Lingkungan (BSEE).

"Tetapi kenaikan pasar akan terbatas karena musim mengemudi musim panas AS berkurang dan ada potensi peningkatan pasokan dari rencana pelepasan minyak dari cadangan strategis di Amerika Serikat dan China serta kemungkinan dimulainya kembali ekspor minyak oleh Iran," kata Kikukawa.

Baca juga: Harga minyak mentah melambung menyusul badai melanda Gurun Meksiko

Pemerintah AS setuju untuk menjual minyak mentah dari cadangan darurat negara itu kepada delapan perusahaan termasuk Exxon Mobil, Chevron dan Valero, di bawah lelang yang dijadwalkan untuk mengumpulkan uang guna anggaran federal.

Para pedagang mencatat rencana pelepasan minyak dari cadangan minyak strategis (SPR) China dapat meningkatkan pasokan yang tersedia di konsumen minyak terbesar kedua di dunia itu.

Baca juga: Belum sepekan kelola WK Rokan, Pertamina kapalkan350 ribu barel minyak

Harapan pembicaraan baru mengenai kesepakatan nuklir yang lebih luas antara Iran dan Barat muncul setelah badan pengawas atom PBB mencapai kesepakatan dengan Teheran pada Minggu (12/9/2021) tentang pelayanan peralatan pemantauan yang terlambat akan tetap berjalan.

Menambah tekanan, produksi minyak AS dari tujuh formasi serpih utama diperkirakan akan meningkat sekitar 66.000 barel per hari pada Oktober menjadi 8,1 juta barel per hari, tertinggi sejak April 2020, menurut laporan produktivitas pengeboran bulanan Badan Informasi Energi AS.

Sementara itu, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) memangkas perkiraan permintaan minyak dunia untuk kuartal terakhir 2021 karena varian Delta Virus Corona.

Baca juga: Harga minyak jatuh setelah OPEC+ setuju untuk tingkatkan pasokan