Selatpanjang (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) RI menggelar pertemuan bersama Bupati Kepulauan Meranti Muhammad Adil terkait mitigasibencana dengan penyediaan air bersih dan sehat di Rumah Dinas Bupati diSelatpanjang, Kamis (26/8).
Kegiatan ini akan memanfaatkan curah air hujan yang difilterisasi sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari.
Seperti dijelaskan Analis Kebijakan Ahli Muda BNPB RI Amin, kegiatan ini untuk menjawab isu bencana lingkungan yang terjadi di Indonesia khususnya musim kemarau yang terjadi di Kepulauan Meranti.
"Jadi jika sebelumnya dalam menghadapi bencana BNPB melaksanakan upaya responsif, kini beralih kepada upaya pencegahan seperti yang akan kita jalankan saat ini," sebut Amin.
Dijelaskan Amin, metode pemanfaatakan air hujan yang akan diterapkan oleh BNPB untuk mengatasi kebutuhan air bersih di musim kemarau, sangat mirip dengan yang dilakukan oleh masyarakat selama ini pada umumnya.
Seperti menampung air hujan yang mengalir dari atas atap rumah dengan menggunakan talang yang disimpan dalam sebuah bak. Namun yang membedakan dari cara ini hanya sistem filterisasinya saja. Pihak BNPB mengklaim dengan alat penyaringan, air hujan lebih aman dikonsumsi masyarakat karena lebih sehat.
"Dari hasil penelitian kita sebanyak 20 hingga 30 persen air hujan yang turun dapat dimanfaatkan langsung oleh masyarakat, untuk memenuhi kebutuhan air bersih saat kemarau," jelas Amin.
Untuk biaya pembangunan fasilitas, menurut pihak BNPB tidak terlalu mahal yakni berkisar lebih kurang seharga Rp8 juta per unitnya.
Saat ditanya berapa banyak fasilitas penampungan air bersih yang dapat dibantu oleh BNPB, Amin tidak bisa memastikan karena dalam hal ini pihaknya lebih menekankan pada mitigasi.
"Artinya kita akan mensinergikan semua pihak terkait, baik itu Pemerintah Daerah, pihak perusahaan, dan BNPB serta meningkatkan kesadaran masyarakat untuk bersama-sama mendukung suksesnya program ini," ungkapnya.
Program ini diakui Amin merupakan yang pertama dilaksanakan di Provinsi Riau, jika sukses maka Meranti akan dijadikan sebagai daerah percontohan bagi daerah lainnya yang memiliki masalah air bersih.
"Nanti tenaga ahli yang telah kita latih akan menyebarkan pengetahuan kepada daerah lainnya di Riau," jelas Amin.
Menyikapi hal itu, Bupati Kepulauan Meranti Muhammad Adil mengaku sangat mendukung rencana tersebut dan berterima kasih kepada pihak BNPB yang peduli terhadap kesulitan yang dihadapi masyarakat Meranti dalam memenuhi kebutuhan air bersih.
Ia berharap, kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Direktorat Mitigasi Bencana Deputi Bidang Pencegahan BNPB RI, tidak hanya sekedar ide atau retorika semata tapi benar-benar menyentuh dan bermanfaat bagi masyarakat Meranti.
Berita Lainnya
BNPB: 1.585 orang warga harus dievakuasi pasca-erupsi Gunung Ruang, Sulawesi Utara
18 April 2024 14:30 WIB
BNPB umumkan kasus Karhutla mulai mendominasi di Pulau Sumatera sejak sepekan terakhir
20 March 2024 15:51 WIB
BNPB teruskan pencarian korban banjir Sumbar atas permintaan keluarga
20 March 2024 10:13 WIB
BNPB nyatakan jebolnya enam tanggul sungai perparah banjir di Demak
18 March 2024 14:51 WIB
BNPB tambah dana siap pakai Rp250 juta guna tangani dampak erupsi Gunung Lewotobi
31 January 2024 16:25 WIB
Meranti dapat dukungan dana siap pakai dan bantuan logistik dari BNPB RI
19 January 2024 15:06 WIB
Wapres Ma'ruf Amin minta BNPB kolaborasi evakuasi korban erupsi Gunung Marapi
06 December 2023 14:25 WIB
BNPB: 28 pendaki Gunung Marapi belum turun dari Gunung Marapi
04 December 2023 13:10 WIB