Sri Mulyani sebut keuangan syariah merupakan elemen kunci ciptakan stabilitas ekonomi

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara

Sri Mulyani sebut keuangan syariah merupakan elemen kunci ciptakan stabilitas ekonomi

Tangkapan layar Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam acara Annual Islamic Finance Conference (AIFC) di Jakarta, Rabu (25/8/2021). (ANTARA/Youtube BKF Kemenkeu/pri.)

Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyebutkan bahwa keuangan syariah merupakan elemen kunci dalam menciptakan stabilitas ekonomi, terutama di tengah krisis pandemi COVID-19.

"Keuangan syariah merupakan elemen kunci penting dalam menciptakan stabilitas keuangan," kata Menkeu Sri Mulyani dalam acara Annual Islamic Finance Conference (AIFC) di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Menkeu Sri Mulyani paparkan peruntukan alokasi anggaran PEN 2022

Sri Mulyani mengatakan dalam dekade terakhir keuangan syariah telah menjadi salah satu sektor dengan pertumbuhan tercepat di industri keuangan global, yang bahkan melampaui pasar pembiayaan konvensional.

Laporan ekonomi syariah global 2020 memperkirakan nilai aset keuangan syariah meningkat 13,9 persen pada 2019 yaitu dari 2,52 triliun dolar AS menjadi 2,88 triliun dolar AS.

Di sisi lain, pandemi menyebabkan nilai aset keuangan syariah yang diharapkan tidak menunjukkan pertumbuhan, namun diperkirakan akan mampu rebound mencapai 3,69 triliun dolar AS pada 2024.

Baca juga: Menteri Keuangan Sri Mulyani ingatkan ancaman besar perubahan iklim untuk RI

Tak hanya tren global, keuangan syariah di Indonesia juga menunjukkan pertumbuhan yang konsisten dan positif dengan aset keuangan syariah dari sisi perbankan tercatat sebesar 15,6 persen pada Maret 2021 dan mencapai Rp598,2 triliun pada Mei 2021.

"Bukti ini menunjukkan bahwa kinerja perbankan syariah jauh lebih baik daripada sistem perbankan konvensional," ujar Sri Mulyani.

Kemudian dari sisi pasar modal syariah, jumlah investor juga meningkat 9,3 persen dalam tiga bulan pertama tahun 2021 dan outstanding sukuk Indonesia mencapai Rp1.076 triliun per Juni 2021.

"Artinya, tumbuh 10,75 persen dari tahun ke tahun. Dan ini diperkirakan akan terus berkembang di masa mendatang," katanya.

Baca juga: Menkeu Sri Mulyani nyatakan stimulus negara maju dorong pemulihan global

Selain itu Indonesia merupakan salah satu kontributor utama penerbitan sukuk global di pasar internasional yaitu mencapai 23,11 persen dari total penerbitan global sebesar Rp23,65 miliar dolar AS.

"Perlu juga dicatat bahwa selama periode 2013 hingga 2021 terdapat 3.447 proyek yang dibiayai oleh sukuk," kata Sri Mulyani.

Ia menambahkan adanya kombinasi antara keuangan syariah dan teknologi juga menambah dorongan terhadap stabilitas ekonomi yaitu melalui aset fintech syariah di Indonesia yang telah mencapai Rp134 miliar per Juni 2021.

Jumlah itu masih tiga persen dari total aset fintech di Indonesia namun berpotensi tumbuh lebih besar dan lebih cepat mengingat fintech syariah telah meningkat dengan porsi sangat tinggi yakni lebih dari 50 kali hanya dalam 2,5 tahun terakhir.

Baca juga: Menkeu : Pemberian insentif pajak 2022 lebih selektif

Laporan keuangan syariah global tahun 2021 menyebutkan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara terbesar dalam hal market size terkait transaksi fintech syariah yang telah mencapai 2,9 miliar dolar AS pada 2020.

Hal ini membuat Indonesia berhasil berada di antara lima besar di belakang Arab Saudi dengan 17,9 miliar dolar AS, Iran 9,2 miliar dolar AS, UEA dengan 3,7 miliar dolar AS, dan Malaysia 3 miliar dolar AS.

"Saya percaya kita akan melihat ini sebagai pertumbuhan yang sangat kuat tidak hanya dalam hal nilai aset, tetapi yang paling penting dalam hal partisipasi rakyat terhadap stabilitas ekonomi,” ujar Sri Mulyani.

Baca juga: Menkeu : Pemberian insentif pajak 2022 lebih selektif