Jakarta (ANTARA) - Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) menyebut kesuksesan vaksinasi guru, tenaga kependidikan dan siswa merupakan indikator mutlak diselenggarakannya sekolah tatap muka.
"Ada empat indikator mutlak bisa dimulainya sekolah tatap muka, salah satunya adalah ketuntasan vaksinasi guru, tenaga kependidikan dan siswa," ujar Koordinator Nasional P2G, Satriwan Salim, di Jakarta, Senin.
Baca juga: Belajar tatap muka sudah dibuka, Bupati Meranti tinjau pastikan prokes di sekolah
Indikator lainnya yakni sekolah sudah memenuhi semua daftar periksa kesiapan sekolah tatap muka, yang berisi 11 item yang dilanjutkan oleh asesmen kelayakan oleh pemda. Selanjutnya pemetaan pemda terkait sebaran COVID-19 di daerahnya, termasuk angka positivity rate harus di bawah lima persen sesuai rekomendasi WHO, dan izin dari orang tua siswa yang bersifat personal (bukan perwakilan organisasi Komite Sekolah)
"P2G menilai tidak ada keseriusan sekolah dan pemerintah dalam maksimalisasi pengisian daftar periksa yang tersedia secara online dalam dashboard Kemendikbudristek. Sampai 11 Juli 2021 baru 55,24 persen (296.262 sekolah) merespon dan 44,76 persen (240.041 sekolah) belum merespon. Padahal dashboard ini dibuat sejak satu tahun lalu dan sangat dibutuhkan sebagai rujukan big data kesiapan sekolah,” tambah dia.
Selanjutnya, daerah yang berada di zona hijau dan memiliki banyak kendala PJJ Online (akses internet, listrik, kepemilikan gawai, dan lainnya) maka direkomendasikan melaksanakan PTM Terbatas, dengan memenuhi syarat sesuai Buku Panduan Pembelajaran Tatap Muka yang dibuat Kemendikbudristek dan Kemenag.
Pemerintah juga diminta melakukan pemetaan, guru di sekolah dan daerah mana saja yang belum divaksinasi, yang belum vaksinasi tahap satu atau tahap dua, maupun yang sudah.
Melalui pemetaan itu, pemerintah tidak gegabah meminta sekolah dibuka. Sebab risikonya adalah keselamatan dan kesehatan warga satuan pendidikan dan keluarga mereka.
"Jika guru, tenaga kependidikan dan siswa belum divaksinasi jangan coba-coba berani membuka sekolah," imbuh dia,
Bagi sekolah yang sudah siap PTM terbatas, melaksanakan dan mematuhi protokol kesehatan mulai dari datangnya siswa sampai pulang, sekolah mesti membuat prosedur operasional standar.
"Jangan sampai ada pelanggaran, maka perlu dilakukan pengawasan dan evaluasi dari Satgas COVID-19 daerah. Sebab selama uji coba PTM sejak Januari - Juni 2021 lalu, P2G menemukan fakta banyak pelanggaran prokes hampir di tiap daerah di Aceh, Kepri, Padang, Bukittinggi, Padang Panjang, Berau, Tanjung Pinang, Kota Batam, Kabupaten Bogor, Kota Bekasi, Kabupaten Blitar, Kabupaten Situbondo, Kab. Bima, dan lainnya," jelas dia.
Baca juga: Belajar tatap muka di Dumai mulai Juli, guru wajib vaksin COVID-19
Baca juga: Pekanbaru tetap buka sekolah tatap muka selama Ramadhan
Berita Lainnya
Kontrol gula darah penting dilakukan usai Lebaran agar terhindar dari diabetes
20 April 2024 17:04 WIB
Barbados secara resmi akui Palestina sebagai negara
20 April 2024 16:47 WIB
Menparekraf Sandiaga Uno tawarkan melukat ke 35 ribu peserta WWF-10 di Bali
20 April 2024 16:38 WIB
Ini strategi awal PalmCo pasca efektif KSO dan kelola perkebunan sawit terluas di dunia
20 April 2024 16:29 WIB
Ini lagu-lagu TVXQ! yang paling ditunggu penggemar malam nanti
20 April 2024 16:24 WIB
Kemensos RI umumkan buka 40.839 formasi ASN tahun ini
20 April 2024 16:16 WIB
Xiaomi telah luncurkan pembaruan HyperOS ke seri Redmi Note 13 di India
20 April 2024 16:07 WIB
Kemensos gandeng TNI AL untuk salurkan bantuan korban erupsi Gunung Ruang
20 April 2024 15:58 WIB