Bupati Inhil evaluasi penanganan COVID-19

id Bupati Inhil,Muhammad Wardan,covid-19 di Inhil,covid-19

Bupati Inhil evaluasi penanganan COVID-19

Bupati Inhil, Muhammad Wardan saat memimpin rapat evaluasi penangan COVID-19.

Indragiri Hilir (ANTARA) - Bupati Indragiri Hilir (Inhil) melakukan evaluasi terhadap penanganan COVID-19 setelah adanya pernyataan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo terkait tingginya angka kematian akibat COVID-19 di Kabupaten Inhil beberapa waktu lalu.

Dalam kunjungannya, Presiden Joko Widodo mengungkapkan, kematian pasien COVID-19 di Kabupaten Inhil mencapai 5,23 persen. Angka itu diketahui tertinggi se-Provinsi Riau.

Bupati Inhil, Muhammad Wardan yang membenarkan pernyataan Presiden Joko Widodo itu mengungkapkan, kematian akibat COVID-19 di Kabupaten Inhil, umumnya terjadi di kalangan pasien lanjut usia, pasien berumur di atas 59 tahun.

"Untuk itu sesuai arahan Presiden, perlu perhatian khusus terhadap penanganan pasien COVID-19. Diharapkan kepada Dinas terkait untuk segera melaporkan apa saja yang dibutuhkan dan yang menjadi kekurangan dalam penanganan COVID-19 di Inhil," ucap Bupati saat memimpin Rapat Koordinasi evaluasi penanganan COVID-19 Inhil bersama Unsur Forkopimda beserta jajaran di Satgas COVID-19 di kantor BPBD Inhil, Tembilahan, Senin (24/5).

Sebagai bentuk keseriusan, Bupati menekankan kepada Satgas COVID-19 agar memperketat penanganan pasien COVID-19 yang tengah menjalani isolasi mandiri. Dia mengarahkan, para pasien itu dapat diisolasi di ruang karantina khusus pasien COVID-19.

"Saya mengharapkan kepada pihak terkait untuk ekstra memperhatikan pasien COVID-19 yang menjalani isolasi mandiri di rumah. Hal ini berguna untuk memutus mata rantai penularan COVID-19 klaster keluarga," kata Bupati.

Bupati juga meminta, agar pihak desa/kelurahan dan kecamatan dapat menyediakan ruang isolasi bagi para pasien COVID-19. Pertimbangan ini dikarenakan jarak ruang isolasi RSUD Puri Husada Tembilahan dengan beberapa desa/kelurahan dan kecamatan di Kabupaten Inhil yang relatif jauh.

"Tiap desa/kelurahan dan kecamatan semestinya punya ruang isolasi sendiri. Sebab, kelayakan rumah pribadi pasien untuk isolasi mandiri itu tidak terjamin. Pemerintah kecamatan bekerjasama dengan Satgas COVID-19 di tingkat kecamatan," jelas Bupati.

Selain itu, Bupati juga meminta kepada tim Satgas COVID-19 di semua tingkatan untuk memperketat proses tracking dan tracing kontak erat pasien positif COVID-19 guna deteksi dini pasien positif COVID-19, terutama untuk para pasien tanpa gejala atau OTG.

Sementara, Juru Bicara Bidang Kesehatan Satgas COVID-19 Kabupaten Inhil, dr Saut Pakpahan mengungkapkan, angka kematian pasien COVID-19 di Kabupaten Inhil tinggi. Sebab, angka tersebut dilihat dari segi persentase.

"Namun, kalau dilihat dari jumlah kita tergolong kecil dibanding kabupaten/kota lain di Riau. Angka persentase tinggi dikarenakan jumlah pasien positif COVID-19 kita di Inhil ini rendah, sehingga jika dihitung persen maka didapat nilai yang relatif tinggi," terang dr Saut.

Saut mengungkapkan, tercatat 1.375 pasien COVID-19 di Kabupaten Inhil per 24 Mei. Dari total tersebut, sekitar 11 persen merupakan pasien lansia. Sebanyak 66 pasien COVID-19 dinyatakan meninggal dunia. Dari total pasien meninggal dunia, 57 persen diantaranya merupakan pasien lansia.

Menurut Dr Saut, kebanyakan dari pasien lansia yang meninggal dunia merupakan pasien dengan Komorbid atau pasien yang memiliki penyakit penyerta sebelumnya.

"Tapi, hari ini angka kematian kita sudah turun di kisaran 4,81-4,82 persen. Di kabupaten/kota lain bahkan ada yang ratusan jumlah kematiannya, namun angka persentasenya berada di bawah kita karena jumlah pasien positifnya juga tinggi," tutup dr Saut.

ADVERTORIAL