Pekanbaru, (antarariau) - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau berupaya menyelamatkan kulit harimau tersisa dari satwa yang sebelumnya mati akibat jerat di Kabupaten Rokan Hilir, Riau.
"Kulitnya sudah kami amankan dari warga dan dibawa ke Pekanbaru untuk diselamatkan," kata Kepala Bidang Konservasi Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Riau, Syahimin, di Pekanbaru, Jumat.
Kulit harimau tersebut merupakan sisa dari harimau yang sebelumnya mati terkena jerat milik warga di Dusun Sei Sarang Burung Desa Pasir Limau Kapas, Rokan Hilir, beberapa waktu lalu.
Menurut dia, tidak mudah untuk menyelamatkan kulit harimau itu karena beberapa bagian sudah mulai rusak. Sebab, warga setempat sudah menguliti bangkai itu dan menguburnya di tiga lokasi berbeda.
"Kulitnya mulai rusak dan ada yang sudah bolong cukup besar," katanya.
Untuk selanjutnya, Syahimin mengatakan penyidik pegawai negeri sipil dari BBKSDA Riau akan memintai keterangan dari warga terkait kasus kematian harimau itu.
"Warga mengatakan harimau itu sengaja dikubur agar tidak disalahgunakan oleh pihak yang tak bertanggung jawab, namun kami tidak bisa langsung mempercayainya," kata Syahimin.
Koordinator Tiger Protection Unit WWF-Indonesia, Osmantri, mengatakan warga mengaku satwa belang itu tak sengaja terjerat sling baja yang ditujukan untuk menangkap babi. Harimau tersebut diidentifikasi berkelamin jantan dan usianya diperkirakan mencapai empat tahun.
"Sangat disayangkan karena harimau sudah dewasa dan sudah bisa berkembang biak," kata Osmantri.
Menurut dia, lokasi terjeratnya harimau memang sebelumnya memang beberapa kali ditemukan kasus harimau mati.