Presiden Joko Widodo harapkan komitmen Malaysia untuk lawan diskriminasi sawit

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, sawit

Presiden Joko Widodo harapkan komitmen Malaysia untuk lawan diskriminasi sawit

Tangkapan layar konferensi pers bersama Presiden RI Joko Widodo (kanan) dan Perdana Menteri Malaysia Tan Sri Muhyiddin Yassin (kiri) di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (5/2). (Youtube Sekretariat Presiden)

Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengharapkan komitmen dari Malaysia untuk melawan diskriminasi komoditas sawit di pasar global.

Hal itu disampaikan Presiden Jokowi dalam konferensi pers bersama, usai pertemuan dengan Perdana Menteri Malaysia Tan Sri Muhyiddin Yassin di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat.

Baca juga: Mentan tegaskan B100 jawaban tepat untuk lawan diskriminasi sawit oleh Eropa

"Indonesia akan terus berjuang untuk melawan diskriminasi terhadap sawit," ujar Presiden.

Presiden Jokowi menuturkan perjuangan melawan diskriminasi sawit di pasar global akan lebih optimal jika Malaysia turut mendukung langkah yang sama.

"Perjuangan tersebut akan lebih optimal jika dilakukan bersama, dan Indonesia mengharapkan komitmen yang sama dengan Malaysia mengenai isu sawit ini," ujarnya.

Sebelumnya, Indonesia memprotes Uni Eropa mengenai rencana aturan Arahan Energi Terbarukan II atau Renewable Energy Directives II (RED II) yang dinilai mendiskriminasikan kelapa sawit. Indonesia menyatakan siap menggugat Uni Eropa ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) untuk memprotes langkah diskriminasi ini.

Uni Eropa merupakan salah satu pangsa pasar terbesar ekspor sawit Indonesia, yakni 12 persen. Pasar terbesar minyak sawit Indonesia lainnya adalah China sebesar 18 persen, India 18 persen, dan Pakistan 8 persen.

Dalam RED II, Uni Eropa menetapkan kelapa sawit sebagai tanaman berisiko tinggi (high risk) terhadap deforestasi. Untuk itu, Uni Eropa akan membatasi dan secara bertahap bakal menghapuskan penggunaan minyak kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO) untuk biodiesel.

Baca juga: Indonesia terus bernegosiasi terkait diskriminasi minyak kelapa sawit oleh Uni Eropa.

Baca juga: Gubernur Riau: Diskriminasi sawit ke Eropa dorong Indonesia mandiri energi


Pewarta: Indra Arief Pribadi