Negara bagian Australia mulai berlakukan pembatasan perbatasan
Jakarta (ANTARA) - Negara bagian dan wilayah Australia pada Jumat mulai memberlakukan pembatasan perbatasan setelah 28 kasus COVID-19 terdeteksi dari sebuah klaster di pantai utara Sydney, disertai kekhawatiran jumlah infeksi akan meningkat.
"Setiap orang di Sydney dan sekitarnya harus waspada," kata Kepala Pemerintahan negara bagian New South Wales (NSW) Gladys Berejiklian pada konferensi pers pada Jumat dalam mengumumkan 10 kasus baru.
Baca juga: Peningkatan penanganan COVID-19, termasuk jelang perayaan Natal dan tahun baru
Otoritas kesehatan khawatir klaster itu mungkin menyebar ke daerah lain di Sydney karena mereka belum menentukan sumber infeksi.
NSW telah mendesak sekitar seperempat juta penduduk di pinggiran kota yang terkena dampak di Sydney untuk tinggal di rumah selama tiga hari.
"Kekhawatiran saya adalah kami belum menemukan jalur transmisi langsung dan kami tidak bisa memastikan kami telah memblokir jalur transmisi," kata Kepala Kesehatan NSW Kerry Chant.
Rencana perjalanan Natal untuk ribuan orang dilanda kekacauan karena pembatasan perbatasan, dengan banyak orang berbondong-bondong ke bandara Sydney untuk mencoba terbang keluar negara bagian.
Negara bagian pulau Tasmania menutup perbatasannya bagi siapa saja yang telah berada di pantai utara Sydney pada atau sejak 11 Desember, Queensland, Victoria, dan Northern Territory menuntut orang-orang yang telah berada di pantai utara untuk dikarantina selama 14 hari. Sedangkan negara bagian Australia Barat memberlakukan ini pada siapa pun dari NSW.
"Pesan saya yang sangat jelas adalah jika orang-orang berasal dari pantai utara NSW, mereka akan sangat disarankan untuk tinggal di pantai utara dan tidak melakukan perjalanan ke Queensland," kata Kepala Pemerintahan negara bagian Queensland Annastacia Palaszczuk.
Pembatasan itu merupakan pukulan bagi harapan Australia untuk pemulihan ekonomi yang tidak terkendali dan operator pariwisata domestik seperti Virgin Australia dan Qantas Airways.
Australia pada Kamis memproyeksikan ekonominya akan pulih dari resesi pertamanya dalam tiga dekade lebih cepat dari yang diantisipasi sebelumnya setelah menahan penyebaran COVID-19.
Australia melaporkan lebih dari 28.000 kasus virus corona dan 908 kematian sejak pandemi dimulai dan memperkirakan sebagian besar kasus aktif di negara itu kembali pada wisatawan luar negeri di karantina hotel.
Baca juga: Pasien RSD Wisma Atlet yang dinyatakan sembuh COVID-19 29.721 orang
Baca juga: Uni Eropa bantu Indonesia Rp28,9 miliar penanganan dampak pandemi COVID-19
Baca juga: Jumlah kasus baru COVID-19 bertambah 6.120, paling banyak dari Jawa Barat
Sumber: Reuters
Penerjemah: Mulyo Sunyoto
"Setiap orang di Sydney dan sekitarnya harus waspada," kata Kepala Pemerintahan negara bagian New South Wales (NSW) Gladys Berejiklian pada konferensi pers pada Jumat dalam mengumumkan 10 kasus baru.
Baca juga: Peningkatan penanganan COVID-19, termasuk jelang perayaan Natal dan tahun baru
Otoritas kesehatan khawatir klaster itu mungkin menyebar ke daerah lain di Sydney karena mereka belum menentukan sumber infeksi.
NSW telah mendesak sekitar seperempat juta penduduk di pinggiran kota yang terkena dampak di Sydney untuk tinggal di rumah selama tiga hari.
"Kekhawatiran saya adalah kami belum menemukan jalur transmisi langsung dan kami tidak bisa memastikan kami telah memblokir jalur transmisi," kata Kepala Kesehatan NSW Kerry Chant.
Rencana perjalanan Natal untuk ribuan orang dilanda kekacauan karena pembatasan perbatasan, dengan banyak orang berbondong-bondong ke bandara Sydney untuk mencoba terbang keluar negara bagian.
Negara bagian pulau Tasmania menutup perbatasannya bagi siapa saja yang telah berada di pantai utara Sydney pada atau sejak 11 Desember, Queensland, Victoria, dan Northern Territory menuntut orang-orang yang telah berada di pantai utara untuk dikarantina selama 14 hari. Sedangkan negara bagian Australia Barat memberlakukan ini pada siapa pun dari NSW.
"Pesan saya yang sangat jelas adalah jika orang-orang berasal dari pantai utara NSW, mereka akan sangat disarankan untuk tinggal di pantai utara dan tidak melakukan perjalanan ke Queensland," kata Kepala Pemerintahan negara bagian Queensland Annastacia Palaszczuk.
Pembatasan itu merupakan pukulan bagi harapan Australia untuk pemulihan ekonomi yang tidak terkendali dan operator pariwisata domestik seperti Virgin Australia dan Qantas Airways.
Australia pada Kamis memproyeksikan ekonominya akan pulih dari resesi pertamanya dalam tiga dekade lebih cepat dari yang diantisipasi sebelumnya setelah menahan penyebaran COVID-19.
Australia melaporkan lebih dari 28.000 kasus virus corona dan 908 kematian sejak pandemi dimulai dan memperkirakan sebagian besar kasus aktif di negara itu kembali pada wisatawan luar negeri di karantina hotel.
Baca juga: Pasien RSD Wisma Atlet yang dinyatakan sembuh COVID-19 29.721 orang
Baca juga: Uni Eropa bantu Indonesia Rp28,9 miliar penanganan dampak pandemi COVID-19
Baca juga: Jumlah kasus baru COVID-19 bertambah 6.120, paling banyak dari Jawa Barat
Sumber: Reuters
Penerjemah: Mulyo Sunyoto