Alhamdulillah, 96 persen Nakes terkonfirmasi COVID-19 di Riau sudah sembuh

id covid riau,nakes positif covid,berita riau antara,berita riau terbaru

Alhamdulillah, 96 persen Nakes terkonfirmasi COVID-19 di Riau sudah sembuh

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Mimi Yuliani Nazir. (ANTARA/HO-Diskominfotik Riau)

Pekanbaru (ANTARA) - Sebanyak 96,2 persen dari 340 tenaga kesehatan yang terkonfirmasi positif COVID-19 di Provinsi Riau saat ini sudah sembuh, demikian kata Kepala Dinas Kesehatan Riau Mimi Yuliani Nazir.

"Artinya 327 orang tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan yang sebelumnya terkonfirmasi positif COVID-19, sekarang sudah sembuh," kata dia dalam pernyataan pers di Pekanbaru, Kamis.

Ratusan tenaga kesehatan yang terpapar virus corona jenis baru itu, merupakan kasus akumulatif pandemi COVID-19 sejak Maret 2020. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Riau, kasus kematian akibat COVID-19 yang menimpa tenaga kesehatan ada enam orang atau setara 1,8 persen. Mayoritas yang meninggal adalah dokter dan perawat.

Tenaga kesehatan yang saat ini masih menjalani perawatan, tinggal tujuh orang atau setara 2,1 persen dari total kasus keseluruhan.

Kasus COVID-19 terhadap tenaga kesehatan di Riau mayoritas terjadi pada perawat di fasilitas kesehatan, jumlahnya mencapai 115 orang, sedangkan dokter 70 orang.

Mimi mengatakan tenaga kesehatan yang tidak secara langsung menangani pasien COVID-19 juga ada yang terpapar, di antaranya apoteker, supir ambulans, dan pegawai rumah sakit rujukan COVID-19.

Kasus COVID-19 di tenaga kesehatan paling banyak terjadi di Kota Pekanbaru, yakni mencapai 130 orang, Kabupaten Kampar ada 54 kasus, Kota Dumai 42 kasus, Indragiri Hulu 25 kasus, Siak 20 kasus, Bengkalis dan Rokan Hilir, masing-masing 19 kasus, Indragiri Hilir 11 kasus, Rokan Hulu 10 kasus, Pelalawan delapan kasus, serta Kuantan Singingi dan Kepulauan Meranti, masing-masing satu kasus.

Dirut RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau dr Nuzelly Husnedi, MARS mengatakan penyebab tenaga kesehatan terpapar COVID-19 bermacam-macam. Penularan virus tidak hanya terjadi di lingkungan rumah sakit, melainkan juga bisa terjadi di luar fasilitas kesehatan tempat bekerja.

"Karena itu, saya rutin mengingatkan seluruh pegawai untuk selalu menganggap sudah tertular agar tidak sembarangan beraktivitas di luar rumah sakit. Tidak berkerumun dan disiplin menggunakan masker," katanya.

Salah satu pemicu penularan adalah faktor kelelahan (fatigue) yang menimpa tenaga kesehatan yang bertugas menangani pasien COVID-19. Jumlah pasien yang terus tinggi, telah mengakibatkan kelelahan fisik dan psikologis tenaga kesehatan yang memicu turunnya imun tubuh sehingga rentan terserang penyakit.

"Faktor fatigue nakes (tenaga kesehatan) kita coba tanggulangi dengan sistem sif pembagian jam kerja untuk mengantisipasi jumlah kasus yang tinggi," katanya.

Baca juga: Sri Mulyani sebut korupsi jadi ancaman besar dalam penanganan pandemi COVID-19

Baca juga: 1.500 UMKM Pekanbaru terima bantuan selama pandemi COVID-19

Baca juga: Sekda Bengkalis minta petugas TPS terapkan prokes COVID-19

Baca juga: Pasien COVID-19 Riau tidak kehilangan hak pilih saat Pilkada, begini penjelasannya