Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati meminta masyarakat tetap produktif dan inovatif di tengah pandemi COVID-19 dalam rangka membantu pemerintah untuk memulihkan ekonomi dari dampak krisis kesehatan.
"Dalam situasi seperti ini saya berharap semua lapisan masyarakat para pelaku kepentingan tetap mampu melakukan kegiatan yang produktif. Terus memunculkan ide inovatif,” kata Sri Mulyani dalam diskusi daring di Jakarta, Kamis.
Sri Mulyani menuturkan ide-ide inovatif yang dimunculkan oleh masyarakat dalam rangka tetap produktif akan sangat berkontribusi mengatasi dampak pandemi sekaligus menyejahterakan rakyat secara adil.
Sri Mulyani menyatakan hal itu harus dilakukan mengingat krisis ini tidak hanya berdampak pada kesehatan saja, melainkan juga pada ekonomi, pendidikan, hingga kegiatan sosial masyarakat.
Sri Mulyani menjelaskan pemerintah telah menggunakan instrumen APBN secara baik untuk menghadapi dan menangani dampak COVID-19 dari sektor kesehatan dengan anggaran Rp97 triliun sampai perlindungan sosial Rp233,69 triliun.
"Kita menggunakan instrumen APBN sebagai salah satu empower yang dianggap penting untuk menangani COVID-19 dan dampaknya,” kata Sri Mulyani.
Tak hanya kesehatan dan perlindungan sosial, kata dia, pemerintah turut membantu sektor usaha melalui berbagai program seperti restrukturisasi pinjaman, subsidi bunga maupun pemberian kredit modal kerja, bantuan produktif serta insentif di bidang perpajakan.
Sri Mulyani menuturkan berbagai upaya pemerintah melalui APBN tersebut telah mampu menghasilkan kinerja yang positif yaitu terjadi pemulihan pada kuartal III dari kuartal sebelumnya yaitu 5,34 persen ke 3,9 persen.
Ia menegaskan APBN harus terus melakukan tugas yang luar biasa berat dalam bidang stabilisasi, distribusi dan alokasi mengingat penerimaan sektor perpajakan sangat tertekan.
“Pada saat yang sama harus bisa kita kembalikan jadi instrumen keuangan negara yang sehat,” ujar Sri Mulyani.
Baca juga: Menkeu Sri Mulyani prediksi total belanja negara kuartal IV capai Rp798,7 triliun
Baca juga: Menkeu Sri Mulyani khawatir naiknya kasus COVID-19 berdampak buruk pada ekonomi
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah