Jakarta (ANTARA) - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk menegaskan maskapai akan fokus hanya pada layanan penerbangan meski banyak perusahaan aviasi yang kini merambah lini bisnis lain agar bisa bertahan saat pandemi Covid-19 saat ini.
"Kita memang secara sadar tidak akan masuk ke bisnis yang beberapa airlines (lain) lakukan, yang menurut saya impact-nya secara finansial tidak signifikan tapi juga secara persepsi menurut kami bukanlah sesuatu yang pas dilakukan," kata Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra dalam jumpa pers secara daring, Jumat.
Baca juga: Dirut Garuda Indonesia sebut pesanan Boeing 737 Max belum dibatalkan
Irfan menuturkan fokus perusahaan itu ditegaskannya lantaran mandat Garuda Indonesia sebagai BUMN yang sejak awal diberikan untuk bisa membangun industri penerbangan nasional.
Di tengah kondisi pandemi, Garuda Indonesia akan memfokuskan diri pada layanan kargo, khususnya untuk kebutuhan ekspor, serta charter atau penyewaan.
Khusus untuk layanan kargo ekspor, Garuda Indonesia sendiri telah membuka beberapa rute penerbangan baru langsung ke tujuan ekspor, diantaranya Manado-Tokyo hingga Bali-Hong Kong, untuk memenuhi kebutuhan angkutan ekspor produk kelautan dan perikanan. Maskapai pelat merah itu juga memiliki layanan pengiriman berbasis digital KirimAja melalui lini usaha transportasi dan logistik, PT Aerojasa Cargo.
"Layanan ini kita harap bisa sangat membantu teman UMKM meningkatkan profitabilitasnya dengan cara kita bebaskan atau kita berikan diskon kirim barang antarkota sampai 50 persen," katanya.
Sementara untuk layanan charter, Irfan menjelaskan layanan tersebut diberikan atas dasar diskusi dengan pelanggan atas penilaian penerbangan yang aman.
"Kita akan sangat juga fokus ke charter karena dari banyak diskusi dengan para pelanggan, kita menemukan banyak fakta Garuda dianggap penerbangan yang aman dan mereka berkeinginan uuntuk terbang dari satu tempat ke tempat lain tanpa perlu transit dan mengikuti penerbangan reguler. Oleh karenanya bisnis charter kita juga meningkat sangat tinggi," imbuhnya.
Seperti diketahui, akibat pandemi, sejumlah maskapai penerbangan terpaksa merambah bisnis lain agar bisa bertahan. AirAsia, misalnya, membuka bisnis perdagangan daging aqiqah. Sementara Thai Airways, memanfaatkan aset katering untuk berjualan gorengan, roti, serta memanfaatkan aset properti untuk dijadikan restoran.
Baca juga: Meneg BUMN Erick Thohir dukung investigasi kasus korupsi Garuda-Bombardier
Baca juga: Tebar diskon 45 persen, jumlah penumpang Garuda melonjak hingga 50 persen
Pewarta: Ade irma Junida
Berita Lainnya
Nilai tukar rupiah melemah tajam karena The Fed beri pernyataan sangat "hawkish"
19 December 2024 10:35 WIB
Direksi BRK Syariah bersama Wamen Dikdasmen RI hadiri Milad ke 112 Muhammadiyah
19 December 2024 10:16 WIB
Mensos-Menko Pemberdayaan Masyarakat percepat nol kemiskinan ekstrem di Indonesia
18 December 2024 17:19 WIB
Kemenag berhasil raih anugerah keterbukaan informasi publik
18 December 2024 17:00 WIB
Dokter menekankan pentingnya untuk mewaspadai sakit kepala hebat
18 December 2024 16:37 WIB
Indonesia Masters 2025 jadi panggung turnamen terakhir The Daddies
18 December 2024 16:28 WIB
Menko Pangan: Eselon I Kemenko Pangan harus fokus pada percepatan swasembada pangan
18 December 2024 16:13 WIB
ASEAN, GCC berupaya perkuat hubungan kerja sama kedua kawasan
18 December 2024 15:57 WIB