New York (ANTARA) - Harga minyak merosot pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), setelah menguat hari sebelumnya, saat harapan untuk vaksin dibayangi oleh lonjakan kasus baru Virus Corona di seluruh dunia, yang meningkatkan kekhawatiran tentang prospek permintaan minyak mentah.
Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Januari berkurang 14 sen menjadi menetap di 44,20 dolar AS per barel. Harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) untuk penyerahan Desember turun delapan sen menjadi ditutup pada 41,74 dolar AS per barel.
Baca juga: Harga minyak mentah dunia sentuh posisi terendah 5 bulan, saham Asia perpanjang kerugian
Harga Brent contango -- situasi dimana harga kontrak berjangka lebih tinggi daripada harga spot yang diperkirakan pada saat jatuh tempo --, menyiratkan kelebihan pasokan saat ini, berada di titik terendah dalam lebih dari empat bulan. Ini menunjukkan kekhawatiran tentang kelebihan pasokan berkurang.
“COVID jelas membebani pasar,” kata Direktur Energi Berjangka Mizuho, Bob Yawger, di New York. Untuk minyak mentah, khususnya, ada risiko perang harga OPEC yang baru dapat muncul, kata Yawger. “Saya pikir mereka akan mencapai kesepakatan, tetapi 24 jam yang lalu, sepertinya kesepakatan sudah selesai,” katanya.
Sementara data resmi pada Rabu (18/11/2020) menunjukkan persediaan minyak mentah AS naik 768.000 barel pekan lalu, yang terpenting kenaikan itu lebih kecil dari 1,7 juta barel yang diperkirakan para analis dalam jajak pendapat Reuters.
Stok sulingan, yang meliputi solar dan minyak pemanas, turun 5,2 juta barel, jauh lebih besar dari ekspektasi.
Namun kekhawatiran tentang prospek permintaan tetap ada. Jumlah kematian AS akibat COVID-19 melampaui 250.000, sementara kasus harian di Jepang dan Rusia melonjak. Di antara pembatasan yang lebih ketat untuk mencegah penyebaran virus, Kota New York menutup sekolah umum.
Kekhawatiran tentang kelebihan pasokan tetap ada. National Oil Corporation (NOC) Libya dan Total Prancis membahas upaya NOC untuk meningkatkan kapasitas dan meningkatkan produksi.
OPEC+, yang terdiri dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak, Rusia dan produsen lainnya, akan membahas kebijakan pada pertemuan pada 30 November dan 1 Desember.
Sumber mengatakan anggota OPEC+ cenderung menunda rencana untuk meningkatkan produksi pada Januari sebesar dua juta barel per hari (bph).
Menteri Energi UEA Suhail al-Mazrouei mengatakan negaranya selalu menjadi anggota OPEC yang berkomitmen dan telah menunjukkan komitmen ini melalui kepatuhannya pada perjanjian pengurangan pasokan minyak OPEC+ saat ini.
Komentar menteri itu sebagai tanggapan atas laporan media bahwa UEA telah mempertanyakan manfaat berada di OPEC dan bahkan mempertimbangkan apakah akan meninggalkan kelompok penghasil minyak tersebut.
Baca juga: Minyak mentah naik dipicu harapan stimulus AS, dibatasi lonjakan corona
Baca juga: Harga minyak mentah jatuh dipicu kebuntuan stimulus AS dan kenaikan stok
Pewarta : Apep Suhendar
Berita Lainnya
UNIFIL berduka atas tewasnya petugas penjaga perdamaian akibat tabrakan di Lebanon
16 November 2024 16:25 WIB
Indonesia mulai integrasikan bioenergi dan CCS guna kurangi emisi karbon
16 November 2024 16:10 WIB
Presiden China Xi Jinping ajak anggota APEC promosikan ekonomi inklusif
16 November 2024 15:57 WIB
Mike Tyson kalah dari Paul Jake dalam pertarungan selama delapan ronde
16 November 2024 15:49 WIB
BPBD DKI sebut genangan banjir rob di Jakarta Utara mulai berangsur turun
16 November 2024 15:25 WIB
Ketua MPR Ahmad Muzani lelang 1 ton sapi untuk disumbangkan korban Gunung Lewotobi
16 November 2024 15:10 WIB
Presiden Prabowo: APEC harus jadi model solidaritas dan kolaborasi Asia Pasifik
16 November 2024 14:49 WIB
Nelayan di Flores Timur NTT mulai lakukan aktivitas memancing
16 November 2024 14:01 WIB