Siak (ANTARA) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Siakmenyelenggarakan webinar tentang permodelan pembelajaran aktif dan kontekstual untuk guru mata pelajaranpembelajaran jarak jauh melalui Kanal YouTube Siak Bedelau yang sudah berjalan hampir dua bulan.
"Webinar ini sebagai jawaban atas hasil evaluasi pelaksanaan PJJ melalui Kanal YouTube Siak Bedelau. Selama diberlakukan PJJ secara online guru masih nampak kesulitan menciptakan pembelajaran yang kontekstual dan menarik," kataKepala Dinas P&K Siak, Lukman, melalui pernyataannya di Siak, Sabtu.
Acara webinaryang berlangsung Jumat (18/09) itu juga memberikan permodelan oleh Tanoto Foundation dan diharapkanpara guru bisa terinspirasi. Pasalnya Kabupaten Siak dinilai telahmembuktikan sebagai salah satu kabupaten paling adaptif dalam implementasi pembelajaran jarak jauh di Provinsi Riau.
Kegiatan webinar ini mendapatkan respons luar biasa dari para penonton. Webinar yang awalnya diadakan untuk internal guru SMP di Kabupaten Siak, ternyata di luar dugaan diikuti oleh ratusan guru dari beberapa kota di Indonesia.
Tercatat di daftar hadir total peserta 671 orang. Terdiri dari berbagai kota di Indonesia seperti Surabaya, Klaten, Nias, Watampone, Cilegon, Bandung, Yogyakarta hingga Aceh.
Senada dengan dengan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Siak, Koordinator Tanoto Foundation Provinsi Riau, Dendi Satria Buana juga menyampaikan apresiasi atas kesigapan Kabupaten Siak dalam berinovasi selama PJJ ini. Saat ini, menurutnya, Kabupaten Siak menjadi yang terdepan dalam implementasi PJJ di Provinsi Riau.
"Kita menyadari bersama bahwa pandemi COVID-19 ini menuntut kita untuk terus berinovasi. Pembelajaran daring yang aktif dan kontekstual merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam memenuhi hak-hak peserta didik," ujarnya.
Dalam kegiatan ini diadakan permodelan pembelajaran aktif dan kontekstual oleh Traning Specialist Tanoto Foundation, Sasmoyo Hermawan. Dia menjelaskan tentang pentingnya siswa untuk berkreasi setelah mereka memahami seperti yang disampaikan Ki Hajar Dewantara.
"Pembelajaran ke siswa seharusnya memenuhi tri 'na' yaitu niteni, nirokke, dan nambahi. Konsep ini identik dengan pembelajaran aktif yang sedang berkembang saat ini. Niteni artinya siswa harus mampu mengenali dan menangkap suatu obyek. Kemudian setelahnya siswa harus mampu meniru atau nirokke dan kemudian mengembangkan, berkreasi atau nambahi," ucapnya saat memberikan materi.
Dia juga menegaskan pentingnya memberikan pemahaman secara kontekstual pada mata pelajaran yang diajarkan ke siswa. Seperti apa manfaat belajar persamaan linier satu variabel dalam kehidupan sehari-hari.
"Dengan belajar persamaan linier satu variabel kita bisa menghitung berapa jumlah masker yang kita distribusikan. Atau kita bisa mengetahui komposisi kandungan alkohol jika kita ingin membuat hand sanitizer," jelasnya saat memberikan pertanyaan kontekstual ke peserta.
Guru SMP Kimia Tirta Utama Siak,Ning Tri Pritajati berharapselanjutnya ada materi tentang pendidikan di era normal baru. "Itu berdasarkan demografi peserta didik," harapnya.
Berita Lainnya
Izin Tak Lengkap Menara Telekomunikasi Disegel Aparat
03 April 2017 15:30 WIB
Jokowi Jenguk Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Hasyim Muzadi
15 March 2017 11:05 WIB
Pemko Batu Alokasikan Rp4,3 Miliar Untuk Bantu Ibu Hamil
07 February 2017 10:50 WIB
Liburan Imlek, Pantai Selatbaru di Bibir Selat Malaka Dipadati Pengunjung
29 January 2017 21:40 WIB
Jalani Pemeriksaan Di Imigrasi Pekanbaru, TKA Ilegal Mengaku Stres
18 January 2017 16:55 WIB
Pelajar Sekolah Di Inhil Banyak Yang "Ngelem"
13 January 2017 6:15 WIB
Sejumlah Produk Kosmetik Dan Makanan Kadaluarsa Disita Pihak Polres Bengkalis
16 December 2016 23:15 WIB