Jepang akan kirim tim untuk selidiki penahanan kapal di Mauritius

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, Jepang

Jepang akan kirim tim untuk selidiki penahanan kapal di Mauritius

Pada foto yang diperoleh dari media sosial, sebagian kapal MV Wakashio milik Jepang terlihat kandas di lepas pantai Mauritius, Sabtu (22/8/2020). (ANTARA FOTO/MOBILISATION NATIONALE WAKASHIO via Reuters/hp)

Tokyo (ANTARA) - Jepang pada Jumat mengatakan akan mengirim tim beranggotakan lima orang ke Mauritius untuk menyelidiki tentang penahanan kapal milik Jepang di lepas pantai Mauritius yang menyebabkan krisis lingkungan.

MV Wakashio, kapal muatan curah milik perusahaan Jepang Nagashiki Shipping dan disewa oleh Mitsui OSK, kandas di terumbu karang di lepas pantai Mauritius pada 25 Juli dan kemudian mulai mengalami kebocoran serta menumpahkan minyak ke perairan yang bersih di sekitar pulau Samudra Hindia.

Baca juga: Jajak pendapat nyatakan dua pertiga publik Jepang dukung kabinet Suga

Pemerintah Jepang mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka akan mengirim tim tersebut ke Mauritius pada 20 September.

Jepang sebelumnya mengatakan kepada Mauritius bahwa pihaknya akan memberikan dukungan dalam "skala yang belum pernah terjadi sebelumnya."

MV Wakashio, yang berbendera Panama, mulai menumpahkan bahan bakar minyak pada 6 Agustus.

Insiden tersebut mendorong pemerintah Mauritius untuk mengumumkan keadaan darurat lingkungan.

Kapten dan anggota kru kapal itu telah ditangkap oleh kepolisian Mauritius.

Para ilmuwan mengatakan dampak penuh dari tumpahan minyak dari kapal tersebut masih berlangsung, tetapi kerusakan dapat memengaruhi Mauritius dan ekonominya, yang selama beberapa dekade ini bergantung pada pariwisata.

Perusahaan Mitsui OSK pekan lalu mengatakan akan menyumbang sekitar satu miliar yen atau sebesar 9,4 juta dolar AS (sekitar Rp138,4 miliar) untuk membantu Mauritius.

Baca juga: Suga menangkan posisi pemimpin partai berkuasa Jepang, gantikan Shinzo Abe

Baca juga: Shinzo Abe putuskan mundur dari jabatan PM Jepang akibat masalah kesehatan


Sumber: Reuters

Penerjemah: Yuni Arisandy Sinaga