Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi VI DPR RI Herman Khaeron mengatakan terdapat sejumlah faktor yang mempengaruhi kinerja Pertamina, termasuk ketika BUMN tersebut merugi, di antaranya, harga minyak dunia, nilai tukar, hingga penurunan permintaan akibat pandemi.
Ia menjelaskan, terjadinya depresiasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing secara langsung berdampak terhadap nilai impor minyak mentah (crude oil) dan produk BBM untuk konsumsi dalam negeri.
Baca juga: Bahlil Lahadalia kawal realisasi proyek Kilang RDMP Balikpapan hingga tuntas
"Pertamina hanya bisa memenuhi crude 400-500 ribu barel per hari. Sementara, sebagian besar dari total konsumsi BBM sebesar 1,6 juta barel per hari masih mengandalkan dari impor," kata Herman melalui keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu.
Faktor lainnya, penurunan konsumsi BBM sebagai akibat terjadinya pandemi COVID-19, menurut dia, ikut menekan pendapatan Pertamina, baik di sektor hulu maupun di sektor hilir.
"Pandemi ini otomatis menyebabkan demand mengalami penurunan. Tak hanya bagi konsumsi masyarakat, bagi kebutuhan industri dan maskapai penerbangan ikut menurun signifikan," ujarnya.
Ia melanjutkan penugasan pemerintah guna meningkatkan produksi BBM melalui pembangunan kilang ikut mempengaruhi pendapatan perusahaan pelat merah ini.
Pertamina tengah mengembangkan kapasitas empat kilang di Balongan, Cilacap, Balikpapan, dan Dumai serta membangun kilang baru di Tuban dan Bontang.
Proyek ini diharapkan selesai 2026 agar bisa mengurangi impor BBM yang menjadi sumber defisit neraca perdagangan.
Menghadapi situasi seperti ini, sambung dia, diharapkan Pertamina bisa lebih efisien agar kebutuhan migas bagi masyarakat bisa terpenuhi dengan baik.
Pada kesempatan itu, Herman memberikan apresiasi terhadap Pertamina yang tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap seluruh pegawainya.
Kondisi ini berbeda dengan sejumlah perusahaan atau BUMN yang mengurangi pegawainya karena pandemi COVID-19.
Baca juga: Pertamina targetkan bangun 15 titik BBM satu harga di wilayah 3T
Baca juga: Program kemitraan "Pinky Movement" bangkitkan UMKM saat pandemi
Pewarta: Subagyo
Berita Lainnya
136 desa di Bengkalis implementasikan Siskeudes-Link melalui CMS BRK Syariah
03 May 2024 17:03 WIB
Pond's gandeng 3 wanita berprestasi untuk kenalkan produk terbarunya
03 May 2024 16:55 WIB
Perang 9 bulan bisa hapus 44 tahun laju pembangunan manusia di Jalur Gaza
03 May 2024 16:39 WIB
Nilai tukar rupiah menguat karena dolar AS lanjut melemah setelah pertemuan FOMC
03 May 2024 16:25 WIB
Flek hitam akibat matahari bisa dicegah dengan menggunakan produk pencerah kulit
03 May 2024 16:21 WIB
Penerbangan dari Bandara Internasional Kertajati ke Singapura dibuka September 2024
03 May 2024 15:52 WIB
Panas ekstrem dapat berdampak besar pada kesehatan mental
03 May 2024 15:39 WIB
Menperin Agus Gumiwang pastikan investasi Apple di RI tetap berjalan
03 May 2024 15:16 WIB