Bandung (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Berli Hamdani mengatakan jumlah siswa Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (Secapa AD) di Kota Bandung yang telah terpapar COVID-19 sekitar 200 orang berdasarkan hasil pemeriksaan menggunakan alat tes diagnostik cepat dan uji usap untuk mendeteksi penularan virus corona.
"Kalau perkiraan jumlahnya itu di atas 200 orang. Datanya belum pasti karena identifikasinya belum selesai. Kami sudah melakukan antisipasi, seperti isolasi, penyemprotan disinfektan, dan melakukan penelusuran epidemiologi oleh tenaga kesehatan dari Dinas Kota Bandung, Puskesmas Coblong, dengan provinsi," kata Berli di Bandung, Rabu.
Baca juga: Gugus Tugas Kepri bantah isu adanya bisnis rapid test
Delapan dari siswa Secapa Angkatan Darat yang dinyatakan terpapar COVID-19 sudah dirawat di Rumah Sakit Dustira Kota Cimahi dan sebagian lagi di dirawat di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta.
Berli mengatakan bahwa hasil pemeriksaan terhadap siswa lembaga pendidikan militer tersebut sudah dilaporkan ke Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Jawa Barat (Pikobar).
Ia menjelaskan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat menggelar pemeriksaan COVID-19 di 21 hingga 23 instansi pendidikan kemiliteran yang ada di Jawa Barat selama dua pekan ke depan setelah sebagian siswa Secapa Angkatan Darat di Kota Bandung terpapar virus corona.
"Jadi untuk institusinya saat ini baru yang teridentifikasi itu adalah di daerah Sukajadi Kota Bandung yakni di Secapa Sukajadi. Kemudian juga saat ini sudah dilakukan pemeriksaan, mulai dari rapid test kemudian dari rapid test itu juga sudah di-swab oleh tim dari Kesdam. Sudah dilakukan isolasi, termasuk dilakukan terhadap satu area sekolah tersebut," katanya.
Pemeriksaan COVID-19 di institusi pendidikan kemiliteran, menurut dia, dilakukan sesuai dengan arahan Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil dalam rapat evaluasi Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 pada Selasa (7/7).
Berli mengatakan, tes COVID-19 juga akan dilakukan pada siswa sekolah berbasis asrama lainnya, mulai dari sekolah kedinasan, sekolah swasta, sampai pondok pesantren yang masih melaksanakan kegiatan belajar selama pandemi.
Menurut dia, lembaga pendidikan berbasis asrama merupakan salah satu klaster penyebaran COVID-19 baru di Jawa Barat selain klaster industri PT Unilever di Kabupaten Bekasi.
"Kami juga akan melakukan pemeriksaan, identifikasi terhadap potensi-potensi penyebaran baik melalui klaster ini maupun juga penyebaran yang ada di masyarakatnya dengan melakukan pengetesan 10.000 (orang) per satu minggu," kata dia.
"Mudah-mudahan paling lambat minggu depan kita sudah menyelesaikan semua potensi terjadinya klaster penyebaran COVID-19 di Provinsi Jawa Barat," ia menambahkan.
Baca juga: Rapid test massal Senapelan jaring dua warga reaktif
Baca juga: Gugus Tugas: 61 daerah di Indonesia tidak terdampak COVID-19
Pewarta : Ajat Sudrajat
Berita Lainnya
Menag akan batasi perjalanan dinas seluruh jajarannya
15 November 2024 17:12 WIB
PLN dorong mahasiswa perguruan tinggi di Riau berinovasi kembangkan teknologi kendaraan listrik
15 November 2024 16:49 WIB
Rasa autentik rempah khas Indonesia di Vientiane, Laos
15 November 2024 16:15 WIB
Presiden Prabowo sampaikan tekad Indonesia lakukan hilirisasi sumber daya
15 November 2024 15:25 WIB
Reses DPD RI ke Riau, harapkan BRK Syariah terus berkontribusi bagi masyarakat
15 November 2024 14:58 WIB
Erupsi Gunung Lewotobi, 29.323 penumpang di Soetta batal terbang
15 November 2024 14:42 WIB
PPN 12 persen, ekonom minta pemerintah agar buat kebijakan pro daya beli
15 November 2024 14:16 WIB
Dekranasda Riau gelar lomba motif tenun dan batik khas Riau, ini pesan Zuliana Rahman Hadi
15 November 2024 14:10 WIB