Jakarta (ANTARA) - Indonesia mendesak masyarakat internasional untuk menolak rencana aneksasi wilayah Palestina oleh Israel, yang dianggap mengancam stabilitas dan keamanan kawasan serta semakin menjauhkan penyelesaian konflik berdasarkan solusi dua negara.
"Indonesia dalam beberapa kesempatan, seperti ditegaskan oleh Menlu (Retno Marsudi), mengecam keras dan menolak rencana aneksasi wilayah Palestina di Tepi Barat oleh Israel,” kata Pelaksana Tugas Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah dalam konferensi pers virtual dari Jakarta, Rabu.
Baca juga: Menlu RI akan ikuti pertemuan virtual OKI untuk bahas isu aneksasi Palestina
Menlu Retno Marsudi bahkan telah mengirim surat kepada 30 negara sabahat untuk menarik perhatian negara-negara tersebut agar mengambil sikap dan menolak rencana aneksasi Palestina.
Menurut Direktur Timur Tengah Kemlu Achmad Rizal Purnama, sekitar lima hingga enam menlu telah merespons inisiatif Indonesia guna menolak rencana aneksasi yang disebut bertentangan dengan berbagai resolusi PBB dan hukum internasional.
"Menlu (Retno) mengajak negara-negara tersebut untuk mencegah aneksasi, dan jika pun terjadi, bagaimana tindakan itu bisa direspons sesuai hukum internasional,” tutur Rizal.
Pada Rabu petang sekitar pukul 18.00 WIB, Menlu Retno juga akan menghadiri pertemuan virtual negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) guna membahas rencana Israel untuk menganeksasi wilayah Palestina.
Konferensi Tingkat Menteri Luar Biasa OKI itu bertujuan untuk membahas situasi terkini di Palestina, khususnya rencana Israel untuk menganeksasi sebagian wilayah Palestina di Tepi Barat, pascakesepakatan pembentukan pemerintahan koalisi antara Perdana Menteri Benyamin Netanyahu dan Jenderal Benny Gantz.
Sejak Perdana Menteri Israel mengumumkan rencana aneksasi Tepi Barat, isu Palestina kembali menjadi perhatian dalam agenda politik luar negeri RI.
Rencana pencaplokan wilayah Palestina yang akan dilaksanakan dalam beberapa minggu, muncul sebagai bagian dari "Kesepakatan Abad Ini" Presiden AS Donald Trump yang diumumkan pada 28 Januari, yang merujuk Jerusalem sebagai ibu kota Israel yang tidak terbagi dan mengakui kedaulatan Israel atas sebagian besar Tepi Barat.
Rencana tersebut didukung oleh AS, tetapi ditentang Palestina serta sebagian besar negara Asia dan Eropa.
Pemerintah Palestina dilaporkan telah mengajukan resolusi di PBB untuk mengutuk rencana pencaplokan Tepi Barat dan Lembah Jordan oleh Israel. Hal itu diungkap oleh perwakilan Israel di PBB, Minggu (7/6).
Delegasi Palestina di PBB bermaksud membawa resolusi itu ke meja Majelis Umum PBB. Pilihan itu diambil karena Palestina menyadari AS memiliki hak veto di Dewan Keamanan PBB. Selama ini, Washington dinilai telah menjadi sekutu Israel dan dipastikan mendukung pencaplokan Tepi Barat.
Baca juga: Kasus COVID-19 terkonfirmasi di Palestina capai 547 kasus
Baca juga: Indonesia galang Dewan Keamanan PBB untuk menolak permukiman Israel di Palestina
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Berita Lainnya
Mendikdasmen dorong agar kegiatan pembelajaran tak terbatas di sekolah
19 December 2024 13:00 WIB
Saat Natal dan Tahun Baru, kelurahan-kecamatan di Jaksel diingatkan untuk gandeng aparat
19 December 2024 12:39 WIB
Presiden Prabowo bertemu PM Pakistan bahas kerja sama ekonomi dan perdagangan
19 December 2024 12:05 WIB
Warga Gaza dambakan perdamaian dan kehidupan normal
19 December 2024 12:00 WIB
Film "Perang Kota" akan jadi penutup festival film Rotterdam, Belanda ke-54
19 December 2024 11:38 WIB
Bandara Radin Inten perkirakan capai 95 ribu penumpang di libur akhir tahun
19 December 2024 11:29 WIB
Baznas dan Kemenag resmi luncurkan peta jalan zakat 2045
19 December 2024 11:20 WIB
IHSG Bursa Efek Indonesia melemah di tengah The Fed pangkas suku bunga acuan
19 December 2024 11:12 WIB