Pekanbaru (ANTARA) - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riaumembantah kematian gajah sumatera jinak di Kebun Binatang (Bonbin) Kasang Kulim di Kabupaten Kampar, akibat pengelola tidak mampu memberi makan satwa dilindungi tersebut, karena tempat itu terpaksa tutup sementara akibat wabah COVID-19.
“Kalau hasil neukropsi (ada) infeksi atau radang saluran pencernaan secara massif dan kronis,” kata Humas BBKSDA Riau, Dian Indriati ketika dikonfirmasi ANTARA di Pekanbaru, Ahad.
Hasil nekropsi atau bedah bangkai tersebut menunjukkan sudah ada infeksi yang berlangsung lama pada gajah jinak tersebut. Gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) tersebut ditemukan mati di Kebun Binatang Kasang Kulim pada Rabu (13/5).
Berdasarkan laporan kronologi kejadian dari BBKSDA Riau, gajah dewasa yang diberi nama Febri tersebut terakhir dilihat oleh pawangnya, Darwis pada 12 Mei dalam kondisi sehat. Gajah jantan berumur 32 tahun itu masih diberi makan tiga kali sehari, setiap pagi siang dan sore berupa batang jagung dan batang pisang.
“Pakan diperoleh dari kebun pisang dan jagung yang berada di sekitar lembaga konservasi tersebut,” katanya.
Namun, ada keanehan yang ditemukan seorang petugas keamanan pada malam harinya. Petugas keamanan merangkap pembersih kandang macan dahan yang bernama R. Samosir mendengar pekikan suaragajah setelah terdengar petir yang sangat kuat.
Kemudian, setelah melakukan pengecekan dari jarak 20 meter, Samosir menyatakan kondisi gajah masih bergerak seperti biasa.
Namun, pada 13 Mei 2020,Samosir saat melakukan pengecekan ulang, melihat gajah sudah dalam kondisi berbaring. Ia kemudian menghubungi pemilik Kasang Kulim dengan langsung mendatangi rumahnya dan sekaligus memanggil pawang gajah untuk memberitahukan bahwa satwa bongsor itu dalam posisi terbaring dan tidak mau bangun.
Menurut dia, sekitar pukul 07.00 WIB saat pawang gajahDarwismelakukan pengecekan dengan memeluk bagian kepala dan bagian belalai, ternyata tidak ada napasnya lagi. Gajah sudah dipastikan mati.
Sekira pukul 08.28 WIB, pihak Kasang Kulim melaporkan kejadian itu kepada BBKSDA Riau.
“Selanjutnya Balai Besar KSDA Riau segera menurunkan dokter hewan untuk melakukan pemeriksaan dan menurunkan Tim medis untuk melakukan nekropsi,” ujarnya.
Gajah tersebut juga sudah dikuburkan di sekitar Kebun Binatang Kasang Kulim.
Baca juga: KLHK pantau pergerakan gajah di TNBBS untuk mitigasi konflik dengan teknologi GPS
Baca juga: Gajah mati di Aceh Timur diduga diracun
Baca juga: Sadis, gajah sumatera terpisah dari rombongannya dibunuh di Riau
Berita Lainnya
BKSDA catat masih ada 120 ekor gajah Sumatera yang hidup di TNBT Jambi
14 November 2024 16:48 WIB
Gajah sumatera lahir di TWA Buluh Cina
05 November 2024 16:35 WIB
Sengarun, gajah tertua yang tangani puluhan konflik di Riau
28 June 2024 15:21 WIB
Kabar gembira, anak gajah Sumatera lahir di Bengkalis
08 April 2024 20:47 WIB
Polisi periksa eksternal dan internal TNTN terkait matinya gajah Rahman
25 March 2024 22:59 WIB
Warga Pangkalan Kuras diserang gajah liar yang masuk kebun
24 March 2024 20:26 WIB
Dua bulan berlalu, polisi masih selidiki kematian gajah Rahman dengan periksa 12 saksi
18 March 2024 19:25 WIB
Menyapa kembali gajah-gajah Sumatera di Taman Nasional Way Kambas, Lampung
27 January 2024 14:48 WIB