KLHK pantau pergerakan gajah di TNBBS untuk mitigasi konflik dengan teknologi GPS

id gajah sumatera,konservasi gajah,konflik satwa manusia,taman nasional bukit barisan,konflik gajah,berita riau antara

KLHK pantau pergerakan gajah di TNBBS untuk mitigasi konflik dengan teknologi GPS

Arsip Foto. Gajah sumatera liar dipasangi kalung GPS supaya pergerakannya bisa dipantau dalam upaya mitigasi konflik antara satwa liar dan manusia. (ANTARA/HO-BBKSDA Riau)

Pekanbaru (ANTARA) - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memasang GPSCollarpada anggota kawanan gajah sumateradi Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) untuk memantau pergerakan gajah liar dalam rangka mitigasi konflik satwa liar dengan manusia.

"Pemasangan GPS collar dilakukan sebagai upaya monitoring pergerakan kelompok Gajah dalam rangka mitigasi konflik atau early warning system (sistem peringatan dini)," kata Pelaksana Tugas Kepala Balai TNBBS Ismanto dalam siaran pers yang diterima di Pekanbaru, Selasa.

Selain itu, pengelola TNBBSberupaya menggiring kelompok gajah yang keluar dari TNBBSkembali ke kawasan taman nasional yang berada di ujung wilayah barat daya Sumateratersebut.

Dalam upaya penggiringan kawanan gajah pada 27 April hingga 9 Mei 2020, menurut Ismanto, Ketua Forum MahoutNazaruddinbersama petugas TNBBSserta aparat instansi/lembaga terkait dan anggota komunitas berhasil menggiring kawanan yang terdiri atas 12 gajah kembali kekawasan taman nasional.

"Kondisi cuaca hujan lebat sempat membuat kelompok gajah tersebut kembali ke luar kawasan TNBBS," tutur Ismanto.

Dengan mempertimbangkan berbagai macam faktor termasuk cuaca dan topografi, GPS Collarkemudian dipasang pada satu anggota kawanan gajah tersebut.

Tim yang bertugas bergerak menuju tempat kawanan gajah berada di Talang Selaweberbekal perlengkapan sepertiGPS Collar, petasan, GPS, kamera, senjata bius, dan obat-obatan.

Setelah menentukan gajah yang akan dipasangiGPSCollar, Nazaruddin menembakkan bius lalu memasangkan kalung pelacak padagajah betinaberusia sekitar 25 sampai 30 tahun dengan berat badan 2,5 ton dan tinggi 2,19 cm dalam kawanan gajah tersebut.

Selanjutnya, akan ada tim yang memantau pergerakan gajah tersebut dari waktu ke waktu.

"Meski pekerjaan ini dilakukan pada bulan Ramadhan, di tengah wabah pandemi, dengan kondisi topografi TNBBS, dapat dilaksanakan sesuai rencana," kata Ismanto.

Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati KLHKIndra Exploitasia mengapresiasi tim mahout yang berhasil menggiring gajah ke dalam kawasan TNBBSdanmemasang kalungGPS pada anggota kawanan gajah.

"Pemasangan ini telah sesuai SOP pemasangan GPS dengan mengedepankan kesejahteraan satwa tanpa satwa terganggu dengan adanya collar(kalung)," katanya.

"Tentunya GPS Collar ini diharapkan dapat bekerja dengan baik, memantau pergerakan kelompok gajah dalam jalur jelajahnya. Apabila gajah keluar dari jalurnya, maka penanganan gajah dapat segera dilakukan sebelum terjadi interaksi antara manusia dan satwa," ia menambahkan.

Baca juga: Gajah mati di Aceh Timur diduga diracun

Baca juga: Sadis, gajah sumatera terpisah dari rombongannya dibunuh di Riau

Baca juga: Balai TNTN operasi bersihkan jerat di jalur perlintasan gajah, begini penjelasannya