Tokyo (ANTARA) - Kota Metropolitan Tokyo telah meminta sejumlah jenis kegiatan usaha ditutup sementara kota kuno Kyoto meminta turis tidak datang saat Jepang sedang bergelut menghadapi penyebaran pesat wabah virus corona.
Sementara itu, ada ketakutan bahwa langkah-langkah yang diambil Pemerintah Jepang terlalu kecil dan sudah terlambat.
Gubernur Tokyo Yuriko Koike mengatakan ia menginginkan serangkaian kegiatan bisnis ditutup mulai Sabtu (11/4) selama masa darurat satu bulan hingga 6 Mei.
Tindakan itu diterapkan setelah ia menyelesaikan perselisihan dengan tim Perdana Menteri Shinzo Abe menyangkut batas-batas penutupan kegiatan usaha.
Koike sebelumnya menginginkan agar penutupan itu dilakukan lebih cepat tapi Abe bersikeras bahwa langkah itu kemungkinan akan membuat ekonomi Jepang semakin tertekan.
"Langkah ini akan berat bagi para penduduk tapi kalau kita bergerak cepat, luka yang kita alami masanya akan lebih pendek dan wabah itu bisa segera dibendung," kata Koike dalam rapat gugus tugas pada Jumat.
Berbagai kegiatan usaha, termasuk tempat permainan pachinko dan kafe internet, diminta tutup dan restoran-restoran harus mempersingkat jam buka. Toko serba ada, pusat perabotan rumah dan tempat cukur rambut akan dikecualikan, sebagai hasil perundingan dengan pemerintah pusat.
Abe pada Selasa (7/4) mengumumkan keadaan darurat untuk Tokyo dan enam prefektur lainnya.
Ia mengambil tindakan itu setelah kasus orang yang mengidap virus corona di Tokyo melonjak dan banyak kalangan khawatir bahwa Jepang sedang bergerak menuju ledakan jumlah wabah seperti yang terlihat di banyak negara lain.
Jumlah kasus corona di Jepang naik menjadi 5.548 pada Kamis dengan 108 kematian, kata NHK.
Dari jumlah tersebut, 1.519 di antaranya muncul di Tokyo sehingga menambah kekhawatiran soal kelambanan dalam penentuan tindakan.
Sementara itu, gubernur Prefektur Kyoto dan wali kota ibu kota kuno itu meminta pemerintah pusat untuk juga memasukkan wilayah tersebut ke dalam daftar keadaan darurat nasional.
Kyoto, selain itu, meminta dan mendesak para wisatawan untuk menjauh dari istana, kuil, dan taman-taman di kota yang terkenal tersebut.
"Saya meminta semua orang yang mencintai Kyoto dan para wisatawan dari seluruh dunia agar, sampai keadaan ini berakhir, melindungi Anda sendiri dan keluarga Anda, tolong jangan berkunjung ke Kyoto," kata Wali Kota Kyoto Daisaku Kadokawa dalam konferensi pers.
Baca juga: Jepang akan umumkan keadaan darurat wabah virus corona/COVID-19
Baca juga: Berjuang lawan virus corona, Jepang desak warganya tidak kunjungi 73 negara
Berita Lainnya
Dinkes: 38 warga Banda Aceh terkonfirmasi "probable" Omicron dari 50 sampel diuji
25 February 2022 18:22 WIB
Kasus COVID-19 di Aceh bertambah 114 orang, waspadai dan terapkan prokes
22 February 2022 21:16 WIB
Inggris janjikan Rp2 triliun bantu negara rentan atasi Omicron
30 December 2021 9:48 WIB
Israel tetap gelar Miss Universe di tengah ancaman Omicron
28 November 2021 20:22 WIB
Dinkes Aceh pastikan limbah medis COVID tak dibuang ke TPA atau dimusnahkan
26 November 2021 19:15 WIB
Wow, arus kunjungan wisatawan ke Sabang mulai naik
15 November 2021 19:45 WIB
Gawat, lima pemain timnas Jerman positif COVID-19
09 November 2021 23:30 WIB
Indonesia diminta antisipasi datangnya pengungsi Afghanistan
18 August 2021 22:25 WIB