Inggris janjikan Rp2 triliun bantu negara rentan atasi Omicron

id Inggris,dana bantuan darurat,varian Omicron,virus corona

Inggris janjikan Rp2 triliun bantu negara rentan atasi Omicron

Sebuah rambu kesehatan masyarakat terpasang di London, Inggris, Selasa (28/12/2021). WHO memperingatkan risiko yang ditimbulkan oleh varian baru COVID-19 Omicron sangat tinggi, setelah terdata jumlah kasus secara global meningkat 11 persen pekan lalu. ANTARA FOTO/REUTERS/Toby Melville/rwa.

London (ANTARA) - Negara Inggris menjanjikan bantuan darurat sebesar 105 juta pound (sekitar Rp2 triliun) untuk membantu negara-negara rentan, terutama di Afrika, mengatasi penyebaran varian virus corona Omicron yang sangat menular.

Pemerintah Inggris mengatakan uang itu akan digunakan untuk membantu mengurangi penularan, meningkatkan pengujian, dan meningkatkan pasokan oksigen.

"Inggris memberikan bantuan penting untuk membantu mengatasi penyebaran varian baru di seluruh dunia," kata Menteri Luar Negeri Liz Truss dalam sebuah pernyataan pada Rabu (29/12).

"Ini adalah kunci untuk memastikan kebebasan kita dan mengakhiri pandemi ini untuk selamanya."

Inggris, bersama dengan negara-negara kaya lainnya, dituding tidak berbuat cukup banyak untuk mendistribusikan stok vaksin ke negara-negara miskin, yang menurut beberapa ilmuwan adalah kunci untuk menghentikan munculnya varian baru.

Kementerian Luar Negeri mengatakan komitmen dana bantuan darurat disampaikan setelah konfirmasi bahwa Inggris telah mengirimkan 30 juta vaksin ke seluruh dunia seperti yang dijanjikan pada akhir 2021, yang merupakan bagian dari 100 juta dosis vaksin yang dijanjikan untuk disumbangkan.

Sejauh ini, 24,6 juta dosis vaksin telah diberikan Inggris kepada jaringan berbagi vaksin global COVAX untuk dikirimkan ke negara-negara lain dan 5,5 juta dosis telah dibagikan langsung dengan negara-negara yang membutuhkan termasuk Kenya, Jamaika, dan Indonesia.

"Inggris membantu negara-negara lain yang paling membutuhkan. Tidak ada yang aman sampai semua orang aman," kata Truss.

Sumber: Reuters