Pemerhati: Kesadaran Masyarakat Menjaga Lingkungan Masih Rendah

id pemerhati kesadaran, masyarakat menjaga, lingkungan masih rendah

Dumai, 5/7 (ANTARA) - Pemerhati Lingkungan Hidup dari Universitas Riau, Tengku Ariful Amri mengatakan, maraknya kasus kebakaran hutan dan lahan sehingga munculnya kabut asap di wilayah Provinsi Riau disebabkan kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan masih rendah.

"Hal demikian dibuktikan dengan masih banyaknya masyarakat secara sadar melakukan pembakaran hutan untuk membuka lahan pertanian dan perkebunan kelapa sawit," kata Amri kepada ANTARA di Dumai, Selasa.

Kondisi ini diperparah lagi dengan minimnya kesertaan pemerintah daerah dalam mengawasi lahan yang terbentang di masing-masing wilayah sehingga kasus-kasus kebakaran kebanyakan tidak terdeteksi secara dini, urainya.

Menurut Amri, sudah sepantasnya setiap daerah baik kabupaten maupun kota yang ada di Riau memiliki dana khusus untuk mengatasi persoalan kebakaran hutan dan lahan.

"Alokasi anggaran khusus ini juga harus diawasi mulai dari tingkat dinas, kecamatan hingga kelurahan agar tidak terjadi 'penyelewengan'.

Dari anggaran ini, sebaiknya juga dibelikan berbagai peralatan pemadam kebakaran yang selayaknya ditempatkan di masing-masing kelurahan," ucap Amri.

Selain itu, katanya, pemerintah kelurahan sebaiknya juga terus menggelar pertemuan dengan masyarakat sekitar guna membahas tentang bahaya kebakaran hutan dan lahan.

Langkah tersebut menurut Amri, akan mampu mengatasi atau minimal meminimalisir kasus kebakaran hutan dan lahan di Riau apabila dijalankan dengan sebenar-benarnya.

"Alangkah baiknya lagi, pemerintah daerah juga memberikan fasilitas alat berat yang difungsikan khusus untuk membuka lahan perkebunan baru bagi masyarakat.

Hal ini juga penting agar upaya hemat masyarakat dalam membuka lahan perkebunan dan pertanian dapat terwujud tanpa pembakaran lahan," ujarnya.

Kasus kebakaran hutan dan lahan selalu terjadi di berbagai wilayah Riau khususnya Kabupaten Rokan Hilir, Bengkalis, Siak dan Kota Dumai.

Empat wilayah ini menurut pengamatan analis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Riau di Pekanbaru, merupakan langganan kemunculan titik api.

Analis BMKG Riau, Warih Puji Lestari menguraikan, pantauan satelit cuaca yang dioperasikan "National Oceanic Atmospheric Agency" (NOAA) Amerika Serikat menunjukkan dari 274 titik api di wilayah Sumatra, Riau paling banyak terdeteksi kemunculan api mencapai 163 titik.

Disusul Provinsi Sumatra Utara sebanyak 42 titik api, Jambi 26, Sumatra Barat 20, Aceh 11, Bengkulu enam serta Bangka Belitungan dan Sumatra Selatan masing-masing terdapat tiga titik api.

"Titik api di Riau tersebar di seluruh wilayah kota/kabupaten kecuali Pekanbaru," kata Warih Puji Lestari.