Pekanbaru (ANTARA) - Sebanyak 21 rumahtangga yang bermukim di Desa Minas Jaya, Kecamatan Minas, Siak, Riau kini bisa menikmati air bersih sumbangan dari PT Pertamina Drilling Services Indonesia (Pertamina Drilling).
Yumaizeli salah satu warga setempat yang telah bersedia menyumbangkan lahan pekarangan rumahnya untuk dijadikan lokasi sumur dan penampungan tangki air mengaku senang.
Ia tak bisa menyembunyikan rasa bahagia setelah rumahnya di aliri air bersih dari sumur hasil sumbangan perusahaan yang bergerak di bidang pengeboran tersebut.
Dengan demikian keluarga itu akhirnya bisa menghemat biaya pengeluaran air bersih rumahtangga sebesar Rp250 ribu per bulan mulai Juli ini.
Berdasarkan pengakuannya puluhan warga desa tersebut sering kesulitan air karena air PDAM yang sering mati dan hanya mengandalkan curah hujan. Mereka sampai membangun bak penampungan di bawah rumah, agar saat hujan tiba bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Jika air itu habis kami harus membeli air yang menghabiskan biaya Rp250 ribu per bulan," katanya di Pekanbaru, Kamis.
Ia mengatakan puluhan rumahtangga di desa tersebut sudah mengalami masa sulit tersebut selama hampir 26 tahun.Beruntung ada sumbangan dari Pertamina Drilling sehingga warga bisa hidup sehat dan hemat biaya.
"Berkat sumur ini kami kini hanya cukup membayar Rp35 ribu per bulan nya, lebih hemat," ujar wanita paruh baya tersebut.
Direktur Utama Pertamina Drilling, Avep Disasmita mengatakan pihaknya telah membangun fasilitas sumur air bersih bagi warga
Desa Minas Jaya, Kecamatan Minas.Peresmian fasilitas sumur air bersih dilakukan pada Kamis (24/7), dihadiri langsung oleh Manager Communication Relation & CID Pertamina Drilling, Meddenia Ayu Wulandari Yuliastuti.
Kata dia, bahwa program air bersih ini merupakan bagian dari upaya Pertamina Drilling untuk menjadi perusahaan yang tidak hanya unggul secara operasional, tetapi juga membawa manfaat bagi masyarakat. Program ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan dalam menjalankan tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL), khususnya di wilayah operasional perusahaan.
"Sebagai perusahaan energi nasional, Pertamina Drilling tidak hanya fokus pada keberhasilan proyek pengeboran, tetapi juga memiliki tanggung jawab untuk membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekitar. Kami percaya bahwa akses terhadap air bersih adalah hak dasar setiap warga, dan kami bangga bisa menjadi bagian dari solusi," ujar Avep.
Sementara itu Meddenia menegaskan bahwa pembangunan fasilitas air bersih ini selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDG) poin ke-6, yaitu menjamin ketersediaan dan pengelolaan air bersih serta sanitasi yang berkelanjutan untuk semua.
"Program penyaluran bantuan penyediaan fasilitas sumur air bersih ini menjadi wujud nyata komitmen kami dalam menciptakan dampak positif di masyarakat sekitar wilayah kerja Pertamina Drilling," ujar Meddenia.
Tahapan pelaksanaan program mencakup survei lokasi, sosialisasi kepada masyarakat, pengecekan sumber air menggunakan metode geolistrik, proses pengeboran, serta pembangunan sumur. Kegiatan juga dilengkapi dengan pembentukan kelompok masyarakat pengelola sumur, workshop pipanisasi, hingga penghijauan area lokasi sumur.
Proses dimulai dengan asesmen lokasi pada 3 Desember 2024, dilanjutkan pengeboran yang rampung pada 17 Februari 2025. Workshop pipanisasi kemudian digelar pada 27 Februari 2025. Saat ini, program berlanjut pada tahap pipanisasi ke rumah-rumah warga serta penghijauan lingkungan sumur.
Desa Minas Jaya dipilih karena termasuk dalam wilayah kerja Pertamina Drilling dan dikenal sebagai daerah dengan akses terbatas terhadap air bersih. Sebelumnya, warga harus membeli air bersih dari pedagang keliling dengan harga sekitar Rp50.000 per tangki, cukup untuk dua hari kebutuhan.
Tarmizi, Ketua Kelompok Pengelola Sumur yang dinamai Berkah Doa Bersama menyampaikan apresiasi nya atas bantuan tersebut.
"Terima kasih sebesar-besarnya kami ucapkan kepada Pertamina Drilling. Kini kami tidak kesulitan lagi mendapatkan air bersih, dan bisa menghemat pengeluaran karena tidak perlu membeli air lagi," ungkapnya haru.
Ia mengatakan sebenarna ada 27 rumahtangga saat ini yang mengajukan sambungan air bersih, namun baru 21 yang sudah tersambung. Maka sisanya nanti akan di bahas dalam kelompok teknis nya.
Ia berjanji bersama anggota kelompok akan merawat sumur tersebut agar tetap bisa awet dan dimanfaatkan selamanya oleh warga.
"Kami membagi waktu menghidupkan pompa air untuk warga secara bergiliran, agar mesin ada masanya istirahat sehingga lebih awet," tambahnya.