Istanbul (ANTARA) - Rekaman kotak hitam mengungkap fakta mencengangkan di balik jatuhnya pesawat Air India bulan lalu yang menewaskan 261 orang. Sang kapten dilaporkan mematikan sakelar bahan bakar hanya beberapa saat setelah lepas landas dari Gujarat, India — tindakan yang langsung dipertanyakan oleh kopilotnya.
Dalam laporan Wall Street Journal yang mengutip penilaian awal dari pejabat AS, kopilot Clive Kunder terlihat panik saat kapten veteran, Sumeet Sabharwal, memindahkan sakelar ke posisi "cutoff" sesaat setelah tinggal landas. Sementara itu, sang kapten justru tampak tenang selama kejadian berlangsung.
Baca juga: Pesawat Saurya Airlines jatuh di bandara Kathmandu, Nepal 18 tewas
Insiden tragis yang terjadi pada 12 Juni itu melibatkan 242 orang di dalam pesawat. Hanya satu penumpang yang selamat setelah nekat melompat dari pesawat saat insiden terjadi. Para korban berasal dari berbagai negara, termasuk 169 warga India, 53 dari Inggris, tujuh warga Portugal, dan satu warga Kanada. Selain itu, 19 orang lainnya tewas setelah pesawat mendarat darurat.
Pesawat jenis Boeing 787 Dreamliner itu sempat kehilangan tenaga setelah sakelar dimatikan, dan baru dinyalakan kembali sekitar 10 detik kemudian — namun sudah terlambat. Tak lama setelahnya, pesawat menghantam daratan dekat Bandara Ahmedabad.
Para pilot AS yang meninjau laporan menduga, Kunder yang sedang menerbangkan pesawat kemungkinan terlalu fokus pada kontrol utama, sementara kapten Sabharwal mengambil alih kendali sistem bahan bakar.
Meski laporan awal ini menyita perhatian, Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat India (AAIB) mengingatkan publik untuk tidak menarik kesimpulan terburu-buru dari informasi yang belum lengkap. “Narasi prematur bisa merusak integritas penyelidikan,” tegas AAIB dalam pernyataannya pada Kamis (17/7).
AAIB menekankan bahwa laporan akhir nantinya akan mengungkap penyebab utama disertai rekomendasi perbaikan. Hingga kini, belum ada kesimpulan resmi mengenai alasan teknis atau keputusan mematikan bahan bakar tersebut.
Baca juga: Tim investigasi fokus cari "Flight Data Recorder" dua pesawat jatuh
Sementara itu, sejumlah pejabat AS menyebut insiden ini berpotensi masuk ranah pidana, bukan sekadar kecelakaan operasional biasa.
CEO Air India, Campbell Wilson, meminta seluruh pihak untuk tidak berspekulasi dan menyatakan bahwa penyelidikan masih berlangsung. Ia juga menolak berkomentar soal dua pilot yang terlibat.
Air India sendiri menegaskan bahwa mereka telah bekerja sama penuh dengan penyelidikan dan menyatakan tidak ada masalah pada bahan bakar maupun proses lepas landas.
Namun, nada laporan awal yang dinilai menyudutkan pilot menuai protes dari Asosiasi Pilot Maskapai India. Mereka menyebut laporan tersebut sarat praduga dan menyerukan agar penyelidikan dilakukan secara adil dan berbasis fakta.