Jakarta (ANTARA) - Selama ini, ahli kesehatan menjelaskan virus corona baru atau COVID-19 bisa menyebar melalui droplet atau tetesan air liur dari bersin atau batuk orang yang terinfeksi.
Lalu, bagaimana dengan ciuman dan hubungan seksual?
"Apa yang kita ketahui sejauh ini COVID-19 bisa menyebar dalam sekresi pernapasan," kata Kristin Englund, dari departemen penyakit menular di Klinik Cleveland, Amerika Serikat.
Dia, seperti dilansir Health, mengatakan, karena sekresi dari orang yang terinfeksi ini dapat membawa virus, beberapa negara (seperti Prancis) melarang sementara warganya saling menyapa dengan ciuman di pipi.
Meskipun masuk akal mencium seseorang yang terinfeksi COVID-19 dapat membuat Anda terinfeksi, tetapi pada saat ini, ahli kesehatan belum tahu detil spesifiknya.
Englund menuturkan, seperti Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) katakan, virus dapat menyebar dari kontak dekat dengan seseorang yang terinfeksi dan kontak dekat secara umum didefinisikan berada dalam jarak enam kaki atau satu meter.
Jadi, jika Anda berciuman atau berhubungan seks, Anda berpotensi berisiko terinfeksi virus COVID-19 jika pasangan positif virus itu.
Tetapi, bisakah virus corona ada dalam cairan tubuh lain seperti cairan vagina atau air mani? Englund mengatakan belum tahu.
"Kami benar-benar tidak dapat membuat pernyataan apa pun tentang keselamatan aktivitas seksual ketika kami tidak memiliki data apa pun tentang itu," kata dia.
Jika Anda khawatir pada kesehatan, masuk akal untuk menghindari ciuman atau menjadi dekat secara fisik dengan pasangan yang menunjukkan tanda-tanda terinfeksi corona.
Kemudian, jika Anda khawatir pasangan Anda bisa menjadi pembawa virus corona tetapi tidak menunjukkan tanda-tanda, yang terbaik, menunda berhubungan seksual sampai Anda tahu status kesehatannya secara pasti.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa