Dumai, 28/5 (ANTARA) - Pembangunan sektor irigasi yang diperuntukkan untuk kesejahteraan para petani di Kabupaten Bengkalis, Riau, senilai Rp92 miliar yang dimulai bembangunannya sejak dua tahun lalu kini terbengkalai atau belum dapat berfungsi.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bengkalis, Anom Suroto, melalui perbincangan telekomunikasinya kepada ANTARA di Kota Dumai, Sabtu, mengatakan, proyek irigasi yang ditujukan untuk mendukung swasembada pangan serta pengairan ke sawah-sawah masyarakat ini sudah hampir dua tahun tak selesai dikerjakan.
"Ini menjadi tanda tanya besar bagi masyarakat, dan sebaiknya pihak pemerintah khususnya dinas terkait segera memberikan penjelasan atas terbengkalainya proyek irigasi ini," ujarnya.
Anggota DPRD Bengkalis lainnya, Azmi R Fatwa, menyebutkan, pembangunan sektor irigasi yang terbengkalai saat ini sepenuhnya merupakan tanggungjawab Bupati Bengkalis periode 2005-2010, Syamsurizal.
"Sebaiknya juga, dilakukan audit oleh BPK," tuturnya.
Pembangunan irigasi untuk mendukung "Rice Processing Complex" (RPC) kata Azmi, merupakan proyek yang sangat tidak logis, dan terkesan mubazir.
"Itu harus dipertanggungjawabka," katanya.
Di kesempatan terpisah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkalis, Muhammad Amin, menjelaskan, saat program irigasi tersebut tengah mengalami kendala opreasional.
Selain itu, sambung dia, saat ini pompa air untuk mendistribusikan air ke sejumlah sawah masyarakat juga belum ada.
"Hal ini yang menyebabkan mengapa program ini belum berjalan. Ditambah lagi karena hingga saat ini, belum juga ada struktur organisasi untuk mengelola irigasi tersebut," jelasnya.