IJTI Riau kecam kekerasan terhadap jurnalis TV saat liputan eksekusi lahan

id Eksekusi lahan, Riau, kekerasan wartawan,PT NWR,PT PSJ,berita riau antara,berita riau terbaru

IJTI Riau kecam kekerasan terhadap jurnalis TV saat liputan eksekusi lahan

Indra Yose yang terekam kamera saat tengah melakukan tugas peliputan sebelum terjadinya kekerasan di Gondai, Pelalawan, Riau. (ANTARA/HO-Dokumen Pribadi)

Pekanbaru (ANTARA) - Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Provinsi Riau mengecam tindakan kekerasan diduga dilakukan oleh sekuriti perusahaan PT Nusa Wana Raya (NWR) kepada jurnalis media elektronik MNC TV, Indra Yose saat menjalankan tugas peliputan eksekusi lahan di Kabupaten Pelalawan, Rabu.

"IJTI sangat mengecam tindakan anarkis para sekuriti sekuriti NWR yang telah membabi buta tidak mendengarkan keterangan Indra bahwa dirinya jurnalis," kata Pelaksana tugas IJTI Riau Yudhi Saputra kepada Antara di Pekanbaru.

Indra Yose, jurnalis MNC TV mengalami tindakan kekerasan berupa pemukulan dan perampasan kamera saat melaksanakan peliputan eksekusi lahan perkebunan sawit plasma di Desa Gondai, Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan.

Yudhi mengatakan bahwa IJTI akan memberikan pendampingan kepada Indra yang akan melaporkan kejadian itu ke Polda Riau. "IJTI Riau dan IJTI Pusat akan mengawal kasus kekerasan jurnalis ini hingga selesai, dan akan mendampingi indra untuk membuat laporan ke Polda Riau," ujarnya.

Indra dalam keterangannya mengatakan bahwa dirinya melakukan tugas peliputan ke Desa Gondai setelah sehari sebelumnya eksekusi itu berlangsung ricuh hingga menyebabkan tiga warga dan tiga Polisi mengalami luka-luka.

Saat melaksanakan tugas peliputan, Indra mengatakan telah menggunakan identitas pengenal sebagai jurnalis MNC TV. Saat tengah menyorot gambar sejumlah warga yang mendapat kekerasan karena menolak eksekusi, tiba-tiba dia didatangi sejumlah sekuriti PT NWR.

"Saya ditendang, dipukul. Kemudian kamera saya juga dirampas," kata Indra.

Padahal, Indra telah berusaha menjelaskan kepada sekuriti perusahaan konsesi hutan tanaman industri yang memenangkan sengketa lahan dengan perusahaan sawit PT Peputra Supra Jaya itu bahwa dia merupakan jurnalis yang tengah melaksanakan tugas peliputan.

Namun, Indra mengaku sekuriti tetap memukuli dirinya, sementara kamera yang dia pegang dirampas dan dirusak. Hingga kini, kamera itu bahkan belum dikembalikan oleh sekuriti.

"Sampai sekarang kamera saya belum dikembalikan, padahal di sana tersimpan bukti rekaman penganiayaan security terhadap warga," kata Indra.

Kapolres Pelalawan AKBP Hasyim Risahondua belum bisa dihubungi terkait insiden tersebut. Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari kepolisian atas insiden itu.

Sementara itu, Humas PT NWR Abdul Hadi mengaku sedang mencari kronologi kejadian tindak kekerasan terhadap Indra Yose yang diduga dilakukan oleh sekuriti NWR.

Sehari sebelumnya, eksekusi perkebunan sawit di Desa Gondai diwarnai aksi bentrokan yang menyebabkan sejumlah warga dan aparat terluka.

Bentrokan itu dipicu eksekusi lahan milik petani plasma PT Peputra Supra Jaya di Desa Gondai. Masyarakat yang sejak akhir Januari 2020 lalu menolak eksekusi itu membuat tenda-tenda darurat untuk melindungi kebun mereka dari eksekusi yang kini dilaksanakan oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Riau.

Eksekusi itu merupakan pelaksanaan dari putusan Mahkamah Agung Nomor: 1087 K/Pid.Sus.LH/2018 dengan objek lahan perkebunan kelapa sawit pada kawasan hutan negara seluas 3.323 hektare.

Hingga kini, lebih dari 2.000 hektare lahan sawit perusahaan yang telah dieksekusi. Saat ini, kegiatan eksekusi berupa penebangan sawit menggunakan puluhan alat berat itu mulai masuk ke dalam perkebunan sawit plasma masyarakat.

Baca juga: Bentrokan pecah saat eksekusi lahan sawit di Pelalawan, begini kronologisnya

Baca juga: DPR RI minta hentikan perusahaan serobot lahan rakyat di Gondai Riau, begini sebabnya