Jakarta (ANTARA) - Anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan M Nabil Haroen mengatakan Indonesia harus mempertahankan kedaulatan negara menyusul masuknya kapal-kapal ikan Tiongkok yang dikawal kapal Coast Guard China di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia perairan Natuna Utara, Kepulauan Riau, beberapa waktu lalu.
"Saat ini, isu Laut Natuna Utara menjadi pembahasan serius pemerintah Indonesia, DPR RI, parpol, dan masyarakat negeri ini secara luas. Ini problem krusial yang harus dicarikan solusinya," kata Nabil dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Sabtu.
Baca juga: TNI AD siap laksanakan instruksi pemerintah jaga kedaulatan wilayah NKRI di Natuna
Menurut dia, Indonesia tidak hanya perlu diplomasi khusus dengan China, namun juga dengan negara-negara lain seperti Malaysia, Singapura, Vietnam, dan beberapa negara lain di kawasan Asia Tenggara.
"Pemerintah harus bertindak tegas, sekaligus bermain strategi diplomatik yang cerdas untuk mencari solusi bersama atas kedaulatan wilayah laut Indonesia," kata anggota Komisi IX DPR ini.
Persoalan Natuna merupakan salah satu catatan penting yang disampaikan oleh Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I PDIP dan HUT Ke-47 partai yang digelar di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (10/1).
Pada rakernas kali ini, PDI Perjuangan mengangkat tema "Solid Bergerak Wujudkan Indonesia Negara Industri Berbasis Riset dan Inovasi Nasional', dengan subtema "Strategi Jalur Rempah dalam Lima Prioritas Industri Nasional untuk Mewujudkan Indonesia Berdikari".
Catatan penting lainnya yang perlu menjadi perhatian publik, kata Nabil, pemerintah perlu membangkitkan mental bangsa Indonesia menjadi bangsa besar di segala aspeknya, dari intelektual, sumber daya manusia, sekaligus sumber daya alamnya.
"Kita punya manusia-manusia hebat dengan inovasi keren. Kita punya kekayaan laut, kesuburan darat, dan sumber daya terbarukan (renewable energi) yang bisa dieksplorasi untuk kekuatan bangsa. Saatnya kita bangkitkan mental bangsa, kurangi perdebatan yang tidak perlu, ambil solusi, eksekusi rencana, serta kolaborasi dengan lintas pihak," ujarnya.
Dalam rakernas kali ini, PDIP mengangkat topik Jalur Rempah, yang dinilai sangat tepat untuk menggambarkan niat besar bangsa Indonesia untuk maju, berdikari, dan kompetitif di era global.
"Menghidupkan Jalur Rempah sebagai memori kolektif, berarti menggerakkan inovasi, kebijakan, perangkat birokrasi, kekuatan rakyat kita sebagai bangsa maritim untuk berpikir besar, bertindak global. Jalur Kosmopolitan Nusantara yang ada sejak berabad-abad lalu, yang bersanding dengan Jalur Sutra dan Keramik dari Tiongkok dan kawasan Asia lainnya, membuktikan bahwa Indonesia merupakan negara kosmopolitan, dengan kekuatan dan peluang besar," tutur Nabil.
Sebelumnya, Ketua Umum DPP Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Megawati Soekarnoputri mendukung sikap tegas Presiden RI Joko Widodo terkait dengan penanganan persoalan di perairan Natuna Utara, Kepulauan Riau.
"Prinsip politik luar negeri bebas aktif ini saya yakini sudah dipegang teguh oleh Presiden Jokowi. Hal ini dibuktikan dengan sikap tegas Presiden Jokowi dalam menangani persoalan di perairan Natuna," kata Megawati dalam pidato politiknya pada Rakernas I PDIP dan HUT Ke-47 PDIP di JIExpo Kemayoran Jakarta, Jumat (10/1).
Sebelumnya, kapal-kapal ikan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) yang dikawal Coast Guard China melakukan pencurian ikan di wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia, Laut Natuna Utara.
Hal itu membuat Tentara Nasional Indonesia (TNI) mengerahkan sejumlah kapal perangnya untuk menjaga keamanan laut.
Menurut Megawati, prinsip bebas aktif bukan berarti mengambil sikap netral atau jadi penonton terhadap peristiwa yang terjadi di dunia.
"Bebas bukan berarti tidak punya pendirian, bukan berarti pula cuci tangan atau defensif. Kita aktif, berprinsip, dan berpendirian," ucapnya.
Ia pun mendukung penuh sikap Presiden Jokowi yang menyatakan bahwa persoalan kedaulatan adalah bukan hal yang dapat dinegosiasikan.
"Prinsip kita, kita tegaskan pada dunia adalah Pancasila. Pendirian kita aktif menuju perdamaian dan kesejahteraan dunia. Aktif pada persahabatan segala bangsa, aktif dalam memperjuangkan lenyapnya penindasan kepada negara mana pun. Pendirian bebas aktif tersebut secara aktif pula harus dicerminkan dalam hubungan ekonomi dengan luar negeri, yang lagi-lagi harus dimulai dari riset nasional kita," tutur Megawati.
Baca juga: Kapuspen TNI Mayjen TNI Sisriadi sebut Kapal China sudah keluar dari ZEE Indonesia
Baca juga: Tokoh masyarakat Natuna berkomentar soal rencana pembentukan Provinsi Natuna
Pewarta : Syaiful Hakim
Berita Lainnya
Mengapa tidur menggunakan lensa kontak dapat bahayakan mata, begini penjelasannya
19 December 2024 13:25 WIB
Erick Thohir beberkan hasil transformasi sepak bola Indonesia ke FIFA
19 December 2024 13:18 WIB
Mendikdasmen dorong agar kegiatan pembelajaran tak terbatas di sekolah
19 December 2024 13:00 WIB
Saat Natal dan Tahun Baru, kelurahan-kecamatan di Jaksel diingatkan untuk gandeng aparat
19 December 2024 12:39 WIB
Presiden Prabowo bertemu PM Pakistan bahas kerja sama ekonomi dan perdagangan
19 December 2024 12:05 WIB
Warga Gaza dambakan perdamaian dan kehidupan normal
19 December 2024 12:00 WIB
Film "Perang Kota" akan jadi penutup festival film Rotterdam, Belanda ke-54
19 December 2024 11:38 WIB
Bandara Radin Inten perkirakan capai 95 ribu penumpang di libur akhir tahun
19 December 2024 11:29 WIB