Baghdad (ANTARA) - Ulama Syiah Irak Moqtada al-Sadr pada Senin mengatakan pihaknya bersedia bekerja sama dengan kelompok milisi dukungan Iran - musuh politiknya - untuk mengakhiri keberadaan militer Amerika Serikat di Irak melalui cara-cara politik dan hukum.
Jika tidak berhasil, ia akan "mengambil tindakan lain" dalam kerja sama dengan musuhnya untuk mengusir pasukan AS. Milisi Sadr memerangi pasukan AS selama bertahun-tahun menyusul invasi Washington dan tergulingnya Saddam Hussein pada 2003.
Sadr, yang menggambarkan dirinya sebagai seorang nasionalis yang menolak pengaruh Iran dan juga AS, melalui pernyataan menyeru milisi dukungan Iran agar menghindari "tindakan tak bertanggung jawab" yang dapat dimanfaatkan untuk membenarkan serangan terhadap Irak.
Baca juga: Pasukan AS bersiap evakuasi ratusan kontraktor dari Irak
Baca juga: Sejumlah roket menghantam pangkalan militer AS K1 di Irak
Sumber: Reuters
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Berita Lainnya
Mensos-Menko Pemberdayaan Masyarakat percepat nol kemiskinan ekstrem di Indonesia
18 December 2024 17:19 WIB
Kemenag berhasil raih anugerah keterbukaan informasi publik
18 December 2024 17:00 WIB
Dokter menekankan pentingnya untuk mewaspadai sakit kepala hebat
18 December 2024 16:37 WIB
Indonesia Masters 2025 jadi panggung turnamen terakhir The Daddies
18 December 2024 16:28 WIB
Menko Pangan: Eselon I Kemenko Pangan harus fokus pada percepatan swasembada pangan
18 December 2024 16:13 WIB
ASEAN, GCC berupaya perkuat hubungan kerja sama kedua kawasan
18 December 2024 15:57 WIB
Pramono Anung terbuka bagi parpol KIM Plus gabung tim transisi pemerintahan
18 December 2024 15:51 WIB
Pertamina berencana akan olah minyak goreng bekas jadi bahan bakar pesawat
18 December 2024 15:12 WIB