Jakarta (ANTARA) - Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) meminta pemerintah China untuk merespons secara baik-baik perasaan dunia Islam terkait dugaan persekusi dan diskriminasi terhadap muslim Uighur di Xinjiang.
"Intinya pemerintah China harus merespons secara baik perasaan dunia Islam, terlepas dari banyaknya hoax. Tetapi laporan-laporan yang akurat tentang perlakuan-perlakuan tidak adil kepada warga Uighur juga banyak," kata Ketua Umum ICMI Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie dalam Konpers: Refleksi Akhir Tahun dan Rekomendasi Silaknas ICMI tahun 2019 di ICMI Center Jakarta, Jumat.
Baca juga: ACT ajak masyarakat serukan dukungan pada Uighur
Jimly mengemukakan bahwa perang dagang yang terjadi antara Amerika Serikat dan China seharusnya mendorong negara Komunis itu untuk mencoba menarik simpati dari pihak lain, termasuk dunia Islam.
Oleh karena itu, untuk dapat menarik simpati dunia Islam, pemerintahan tersebut seharusnya memberi perhatian khusus dengan membuat perlakuan yang manusiawi kepada warga mereka sendiri, khususnya warga Uighur.
"Jangan diperlakukan melanggar batas-batas kemanusiaan," ujarnya.
Dugaan persekusi dan diskriminasi terhadap muslim Uighur, tambahnya, telah melanggar hak asasi manusia (HAM) yang bersifat universal dan diakui di seluruh dunia.
Dugaan aksi kekerasan tersebut telah menimbulkan banyak kekhawatiran di dunia Islam, termasuk Indonesia.
Oleh karena itu, pemerintah China tidak hanya harus menarik perhatian dunia Islam untuk dapat berhubungan baik, tetapi juga harus memerhatikan aspirasi umat manusia di seluruh dunia.
"Karena kasus-kasus yang dihadapi di China bukan hanya dialami oleh umat Islam saja," sebutnya.
Negara komunis China berpotensi tidak hanya membatasi kebebasan muslim untuk beribadah, tetapi juga terhadap umat agama lain.
Oleh karena itu, sepanjang kegiatan ibadah tersebut tidak mengganggu politik pemerintahan, ICMI mengimbau China untuk membuka ruang bebas untuk menjalankan agama masing-masing.
Baca juga: Indonesia diminta bersuara keras dan lantang terkait minoritas Uighur
Baca juga: ACT salurkan bantuan untuk pengungsi Uighur di Turki
Pewarta : Katriana
Berita Lainnya
Mensos-Menko Pemberdayaan Masyarakat percepat nol kemiskinan ekstrem di Indonesia
18 December 2024 17:19 WIB
Kemenag berhasil raih anugerah keterbukaan informasi publik
18 December 2024 17:00 WIB
Dokter menekankan pentingnya untuk mewaspadai sakit kepala hebat
18 December 2024 16:37 WIB
Indonesia Masters 2025 jadi panggung turnamen terakhir The Daddies
18 December 2024 16:28 WIB
Menko Pangan: Eselon I Kemenko Pangan harus fokus pada percepatan swasembada pangan
18 December 2024 16:13 WIB
ASEAN, GCC berupaya perkuat hubungan kerja sama kedua kawasan
18 December 2024 15:57 WIB
Pramono Anung terbuka bagi parpol KIM Plus gabung tim transisi pemerintahan
18 December 2024 15:51 WIB
Pertamina berencana akan olah minyak goreng bekas jadi bahan bakar pesawat
18 December 2024 15:12 WIB