Waduh, Banjir di Riau telan satu korban jiwa dan menggenangi lima daerah
Pekanbaru (ANTARA) - Bencana banjir akibat tingginya intensitas hujan di Provinsi Riau pada akhir tahun ini menelan satu korban jiwa dan menggenangi lima daerah berjuluk Bumi Lancang Kuning itu.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau, Edwar Sanger di Pekanbaru, Kamis, mengatakan banjir terjadi di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Kampar, Kuantan Singingi (Kuansing), Pelalawan dan Rokan Hilir. (Rohil). Banjir akibat meluapnya sungai di daerah tersebut menggenangi ribuan rumah penduduk.
Ia mengatakan korban meninggal dunia adalah seorang bocah berumur enam tahun yang tenggelam di Dusun Pelanduk, Kelurahan Kota Lama, Kecamatan Kunto Darussalam, Kabupaten Rohul. Korban tenggelam akibat terpeleset ketika bermain air banjir luapan sungai dan terbawa arus.
"Setelah dilakukan pencarian sekitar 30 menit, korban ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa di mana korban tersangkut kayu dan berjarak 50 meter dari tempat kejadian awal," kata Edwar.
Baca juga: VIDEO - Ribuan Rumah Tergenang Banjir di Riau
Menurut dia, banjir di Rohul sudah berlangsung selama 18 hari. BPBD setempat masih melakukan penanganan bencana banjir di Dusun Pelanduk yang masih terisolir dengan 133 kepala keluarga (KK) terdampak banjir, kemudian Desa Kota Intan ada 110 KK.
"Kondisi terkini air sudah surut lambat, sementara curah hujan di hulu masih tinggi," ujarnya.
Banjir di Kecamatan Kunto Darussalam juga mengakibatkan rusaknya dua jembatan, yakni Jembatan Sei Omang di Dusun Pelanduk, dan Jembatan Sei Manding di Dusun Limau Manis.
Banjir juga terjadi di Kecamatan Tambusai, menggenangi beberapa lokasi yang rendah seperti Kelurahan Tambusai dan Desa Lubuk Soting. Sedangkan banjir di Kecamatan Bonai Darussalam, masih bertahan karena air kiriman dari hulu juga baru tergenang di daerah tersebut.
Ia mengatakan sungai di Rohul sedang dalam status Siaga Banjir khususnya Sungai Rokan dan Sungai Batang Sosa, sedangkan untuk Sungai Batang Lubuh dalam kondisi normal, namun air masih dalam kondisi keruh.
"Selalu waspada dan berhati-hati bagi warga sekitar daerah aliran sungai akan kemungkinan terjadinya bencana banjir, tanah longsor ataupun orang tenggelam akibat derasnya arus sungai," ujar Edwar.
Ia mengatakan dampak banjir di Kabupaten Kampar sudah mulai ditangani oleh pemerintah daerah setempat yang menyalurkan bantuan. Lokasi banjir di Kecamatan Kampar Kiri mengakibatkan akses jalan dari Desa Lipat Kain Selatan menuju Desa Teluk Paman, Kuntu, Gema, Padang Sawah, Teluk Paman Timur dan Sungai Paku tidak bisa dilalui karena ketinggian air mencapai 80 centimeter.
Baca juga: Ratusan warga terkena dampak banjir di Kampar Riau, begini kondisi mereka
BPBD Kampar melakukan penanganan bencana banjir di Desa Gunung Sahilan Kecamatan Gunung Sahilan. Jumlah yang terdampak banjir ada 98 KK atau setara 219 jiwa.
"Air sudah mencapai atap rumah warga. Akses jalan menuju rumah warga terputus. Sebagian warga sudah mulai mengungsi. Untuk saat ini warga membutuhkan tenda darurat dan dapur umum," ujarnya.
Selain itu, ia mengatakan BPBD Kampar juga melakukan penanganan bencana banjir di Desa Sahilan Darussalam yang juga masih berada di Kecamatan Gunung Sahilan. Dua desa tersebut banjir akibat Sungai Subayang yang meluap.
Jumlah warga yang terdampak banjir ada 143 KK atau setara 170 jiwa. Ketinggian air berkisar 60 cm hingga satu meter. "Sebagian warga sudah mulai mengungsi. Untuk saat ini tenda dan dapur umum sudah didirikan di Kecamatan Gunung Sahilan," katanya.
Untuk banjir di Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), ia mengatakan penanganan sudah dilakukan oleh TNI yakni Koramil 02/Tanah Putih. Lokasi banjir ada di beberapa desa di Kecamatan Pujud dan Rantau Kopar. Ketinggian air bervariasi sekitar 23 hingga 48 cm.
"Di Desa Sekapas Kecamatan Rantau Kopar kerugian sarana dan prasarana yaitu terendamnya 12 unit rumah warga, Kantor Penghulu, satu unit SD, dan Sekolah Paud serta MDA. Untuk aktifitas sekolah diliburkan, dan aktifitas warga berjalan dengan normal," katanya.
Edwar mengatakan banjir juga mulai melanda Kabupaten Pelalawan akibat meluapnya Sungai Batang Nilo. Penanganan bencana dibantu oleh TNI dari Koramil 04/Pangkalan Kuras. Lokasi banjir di Desa Lubuk Kembang Bunga Kecamatan Ukui, dengan ketinggian air berkisar 50 sampai 75 cm. Banjir menggenangi 40 rumah warga, sebuah mushala dan sebuah rumah Adat.
Sementara itu, banjir cukup luas juga terjadi di Kabupaten Kuansing akibat meluapnya Sungai Batang Kuantan di Kecamatan Pangean. Kapolres Kuansing, AKBP Hengky mengatakan banjir menggenangi 1.912 rumah penduduk dan areal pertanian milik warga.
Selain itu, belasan sekolah, kantor desa dan Posyandu juga tergenang banjir. "Ketinggian air berkisar 60 centimeter hingga satu meter," katanya.
Ia mengatakan lokasi banjir paling dalam ada di Desa Pulau Deras, Desa Tanah Bekali, dan Desa Teluk Pauh dengan ketinggian air satu meter.
"Kami melakukan upaya membantu evakuasi barang milik warga yang akan mengungsi ke posko banjir, melakukan pendataan rumah warga yang terkena dampak banjir, dan berkoordinasi dengan Camat Pangean agar berkoordinasi terkait pemetaan terhadap warga yang terdampak banjir," kata Hengky.
Baca juga: PLN buka pintu Waduk PLTA Koto Panjang akibat banjir Sumbar, begini penjelasannya
Baca juga: Riau bersiap hadapi banjir kiriman dari Sumbar, ini sebabnya
Baca juga: Waspada, tiga wilayah di Riau ini dalam ancaman banjir
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau, Edwar Sanger di Pekanbaru, Kamis, mengatakan banjir terjadi di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Kampar, Kuantan Singingi (Kuansing), Pelalawan dan Rokan Hilir. (Rohil). Banjir akibat meluapnya sungai di daerah tersebut menggenangi ribuan rumah penduduk.
Ia mengatakan korban meninggal dunia adalah seorang bocah berumur enam tahun yang tenggelam di Dusun Pelanduk, Kelurahan Kota Lama, Kecamatan Kunto Darussalam, Kabupaten Rohul. Korban tenggelam akibat terpeleset ketika bermain air banjir luapan sungai dan terbawa arus.
"Setelah dilakukan pencarian sekitar 30 menit, korban ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa di mana korban tersangkut kayu dan berjarak 50 meter dari tempat kejadian awal," kata Edwar.
Baca juga: VIDEO - Ribuan Rumah Tergenang Banjir di Riau
Menurut dia, banjir di Rohul sudah berlangsung selama 18 hari. BPBD setempat masih melakukan penanganan bencana banjir di Dusun Pelanduk yang masih terisolir dengan 133 kepala keluarga (KK) terdampak banjir, kemudian Desa Kota Intan ada 110 KK.
"Kondisi terkini air sudah surut lambat, sementara curah hujan di hulu masih tinggi," ujarnya.
Banjir di Kecamatan Kunto Darussalam juga mengakibatkan rusaknya dua jembatan, yakni Jembatan Sei Omang di Dusun Pelanduk, dan Jembatan Sei Manding di Dusun Limau Manis.
Banjir juga terjadi di Kecamatan Tambusai, menggenangi beberapa lokasi yang rendah seperti Kelurahan Tambusai dan Desa Lubuk Soting. Sedangkan banjir di Kecamatan Bonai Darussalam, masih bertahan karena air kiriman dari hulu juga baru tergenang di daerah tersebut.
Ia mengatakan sungai di Rohul sedang dalam status Siaga Banjir khususnya Sungai Rokan dan Sungai Batang Sosa, sedangkan untuk Sungai Batang Lubuh dalam kondisi normal, namun air masih dalam kondisi keruh.
"Selalu waspada dan berhati-hati bagi warga sekitar daerah aliran sungai akan kemungkinan terjadinya bencana banjir, tanah longsor ataupun orang tenggelam akibat derasnya arus sungai," ujar Edwar.
Ia mengatakan dampak banjir di Kabupaten Kampar sudah mulai ditangani oleh pemerintah daerah setempat yang menyalurkan bantuan. Lokasi banjir di Kecamatan Kampar Kiri mengakibatkan akses jalan dari Desa Lipat Kain Selatan menuju Desa Teluk Paman, Kuntu, Gema, Padang Sawah, Teluk Paman Timur dan Sungai Paku tidak bisa dilalui karena ketinggian air mencapai 80 centimeter.
Baca juga: Ratusan warga terkena dampak banjir di Kampar Riau, begini kondisi mereka
BPBD Kampar melakukan penanganan bencana banjir di Desa Gunung Sahilan Kecamatan Gunung Sahilan. Jumlah yang terdampak banjir ada 98 KK atau setara 219 jiwa.
"Air sudah mencapai atap rumah warga. Akses jalan menuju rumah warga terputus. Sebagian warga sudah mulai mengungsi. Untuk saat ini warga membutuhkan tenda darurat dan dapur umum," ujarnya.
Selain itu, ia mengatakan BPBD Kampar juga melakukan penanganan bencana banjir di Desa Sahilan Darussalam yang juga masih berada di Kecamatan Gunung Sahilan. Dua desa tersebut banjir akibat Sungai Subayang yang meluap.
Jumlah warga yang terdampak banjir ada 143 KK atau setara 170 jiwa. Ketinggian air berkisar 60 cm hingga satu meter. "Sebagian warga sudah mulai mengungsi. Untuk saat ini tenda dan dapur umum sudah didirikan di Kecamatan Gunung Sahilan," katanya.
Untuk banjir di Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), ia mengatakan penanganan sudah dilakukan oleh TNI yakni Koramil 02/Tanah Putih. Lokasi banjir ada di beberapa desa di Kecamatan Pujud dan Rantau Kopar. Ketinggian air bervariasi sekitar 23 hingga 48 cm.
"Di Desa Sekapas Kecamatan Rantau Kopar kerugian sarana dan prasarana yaitu terendamnya 12 unit rumah warga, Kantor Penghulu, satu unit SD, dan Sekolah Paud serta MDA. Untuk aktifitas sekolah diliburkan, dan aktifitas warga berjalan dengan normal," katanya.
Edwar mengatakan banjir juga mulai melanda Kabupaten Pelalawan akibat meluapnya Sungai Batang Nilo. Penanganan bencana dibantu oleh TNI dari Koramil 04/Pangkalan Kuras. Lokasi banjir di Desa Lubuk Kembang Bunga Kecamatan Ukui, dengan ketinggian air berkisar 50 sampai 75 cm. Banjir menggenangi 40 rumah warga, sebuah mushala dan sebuah rumah Adat.
Sementara itu, banjir cukup luas juga terjadi di Kabupaten Kuansing akibat meluapnya Sungai Batang Kuantan di Kecamatan Pangean. Kapolres Kuansing, AKBP Hengky mengatakan banjir menggenangi 1.912 rumah penduduk dan areal pertanian milik warga.
Selain itu, belasan sekolah, kantor desa dan Posyandu juga tergenang banjir. "Ketinggian air berkisar 60 centimeter hingga satu meter," katanya.
Ia mengatakan lokasi banjir paling dalam ada di Desa Pulau Deras, Desa Tanah Bekali, dan Desa Teluk Pauh dengan ketinggian air satu meter.
"Kami melakukan upaya membantu evakuasi barang milik warga yang akan mengungsi ke posko banjir, melakukan pendataan rumah warga yang terkena dampak banjir, dan berkoordinasi dengan Camat Pangean agar berkoordinasi terkait pemetaan terhadap warga yang terdampak banjir," kata Hengky.
Baca juga: PLN buka pintu Waduk PLTA Koto Panjang akibat banjir Sumbar, begini penjelasannya
Baca juga: Riau bersiap hadapi banjir kiriman dari Sumbar, ini sebabnya
Baca juga: Waspada, tiga wilayah di Riau ini dalam ancaman banjir