Kampar, Riau (ANTARA) - Tingginya intensitas hujan membuat Sungai Subayang di Kabupaten Kampar, Riau, meluap sejak tiga hari lalu mengakibatkan ratusan warga terkena dampaknya karena banjir menggenangi sejumlah desa di Kecamatan Gunung Sahilan.
"Ada dua desa di Kecamatan Gunung Sahilan yang banjir akibat sungai meluap. Kita segera berupaya menyalurkan bantuan untuk warga," kata Bupati Kampar Catur Sugeng Susanto di lokasi banjir, Rabu petang.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kampar, banjir di Desa Gunung Sahilan berdampak pada 98 kepala keluarga (KK), atau setara 219 jiwa. Air sudah mencapai atap rumah warga, akses jalan menuju rumah warga terputus, dan sebagian warga sudah mulai mengungsi.
Sedangkan banjir di Desa Sahilan Darussalam berdampak pada 176 KK. Ketinggian air bervariasi sekitar 80 centimeter hingga satu meter, sehingga sebagian warga sudah mulai mengungsi.
Baca juga: Balita tewas terseret banjir di Rokan Hulu
"Untuk saat ini tenda dan dapur umum sudah didirikan di Kecamatan Gunung Sahilan," kata Catur.
Ia mengatakan banjir memang kerap terjadi di daerah tersebut terutama ketika musim hujan, mengakibatkan sungai meluap membanjiri permukiman dan kebun warga yang mayoritas berada di tepi sungai. Menurut dia, pihaknya sudah mengeluarkan edaran agar waspada dan berhati-hati ketika beraktivitas agar jangan sampai banjir mengakibatkan korban jiwa.
"Kondisi (banjir) ini belum puncaknya. Biasanya puncaknya pada bulan Februari, tapi saya berharap jangan sampai terjadi lebih buruk lagi," kata Catur.
Warga terlihat menggunakan sampan untuk beraktivitas di luar rumah untuk melintasi banjir. Motor-motor warga diparkir di jalan dekat Jembatan Gunung Sahilan yang posisinya lebih tinggi dan bebas dari banjir.
Sebanyak lima kepala keluarga terlihat mengungsi di mushala di Desa Sahilan Darussalam. Sebagian besar yang mengungsi adalah perempuan, anak-anak, dan seorang bayi.
"Air sudah setinggi satu meter di dalam rumah, terpaksa kami mengungsi ke mushala yang letaknya lebih tinggi," kata seorang warga yang mengungsi, Rahma (55).
Baca juga: PLN buka pintu Waduk PLTA Koto Panjang akibat banjir Sumbar, begini penjelasannya
Ia mengatakan kendala paling sulit adalah untuk mendapatkan air bersih, sehingga mereka berharap pemerintah bisa segera menyalurkan bantuan.
Meski begitu, tidak semua warga mau mengungsi dari rumah mereka yang sudah dikelilingi banjir. Mereka mencoba bertahan meski sudah mulai terserang penyakit.
"Kami tinggikan lantai rumah kayu di atas air," kata seorang warga yang enggan mengungsi, Imel (34).
Baca juga: Puluhan korban banjir Kampar mulai terserang penyakit, salah satunya bayi enam bulan
Baca juga: Riau bersiap hadapi banjir kiriman dari Sumbar, ini sebabnya
Baca juga: Waspada, tiga wilayah di Riau ini dalam ancaman banjir
Berita Lainnya
PNM Pekanbaru serahkan 1.200 paket sembako ke korban banjir di Kampar
01 August 2024 19:54 WIB
Waspada banjir susulan di Kampar
21 May 2024 19:07 WIB
KPU waspadai 122 TPS di Kampar rawan banjir
06 February 2024 5:36 WIB
Seratusan KPPS Desa Penyasawan Kampar dilantik di tengah banjir
25 January 2024 19:26 WIB
Bupati Kampar apresiasi kepedulian PalmCo Regional 3 salurkan 1,4 ton sembako korban banjir
05 January 2024 15:03 WIB
Pertamina Sumbagut bantu korban banjir di Kampar
04 January 2024 19:32 WIB
RAPP serahkan 7,4 ton beras kepada warga terdampak banjir di Kuansing dan Kampar
24 December 2023 19:18 WIB
Waspada banjir saat pintu waduk PLTA Koto Panjang terbuka
19 November 2023 6:51 WIB