Pekanbaru (ANTARA) - Kepengurusan Asosiasi Kontraktor Migas Riau (AKMR) periode 2019-2022 resmi dilantik, Selasa malam (19/11).
Dalam kesempatan itu, Ketua Umum AKMR Azwir Effendi mengatakan keberadaan asosiasi ini untuk menaungi para pelaku usaha sektor migas, sekaligus persiapan untuk menghadapi transisi pengelolaan Blok Migas Rokan dari PT Chevron Pacific Indonesia ke Pertamina.
"Dari segi pengalaman kontraktor yang menjadi anggota AKMR sudah bekerjasama selama puluhan tahun dengan Chevron. Kami harap dapat melanjutkan kontrak dengan Pertamina sebagai pengelola Blok Rokan. Pertamina janganlah membawa gerbong baru ke daerah, dan lebih memprioritaskan kontrak-kontraktor daerah," ucap Azwir Efendi.
Azwir menegaskan AKMR diharapkan dapat menjadi tuan rumah yang diandalkan untuk bersinergi dengan Pertamina dan Pemerintah agar tercipta iklim industri migas yang sehat dan produktif.
"Ada 64 kontraktor yang sudah terdaftar di AKMR dimana 80 persen merupakan kontraktor daerah. Kita berupaya AKMRmenjadi benteng, dan kontraktor yang mengelola Blok Rokanseharusnya terdaftar di AKMR. Ini yang coba kita komunikasikan dengan SKKMigas," ucapnya.
Di tempat yang sama, Wakil Ketua DPRD Riau Asri Auzar siap pasang badan agar kontraktor daerah mempunyai kepastian bekerjasama dengan pengelola Blok Rokan yang baru.
Asri juga mengkritisi sejumlah fasilitas yang ditinggalkan oleh Chevron sudah dalam kondisi tua.
"Pipa minyak dan sejumlah fasilitas dalam kondisi lapuk. Kita minta ini segera dibenahi dari sekarang. Jangan nanti setelah berakhir kontrak baru dimulai. Makanya kita punya harapan besar dengan kontraktor-kontraktor daerah untuk jangan takut, silahlan jalan terus. Kami akan pasang badan," ujarnya.
Sementara itu, Plt Asisten II Setdaprov Riau Indra mengatakan, Blok Rokan merupakan blok minyak dengan produksi kedua terbesar di Indonesia. Blok seluas 6.264 Km2 ini memiliki 96 lapangan minyak, dimana tiga lapangan di antaranya berpotensi menghasilkan minyak sangat baik, yaitu Lapangan Duri, Minas, dan Bekasap.
"Meskipun masih menjadi penyumbang produksi minyak terbesar kedua di Indonesia, namun produksi Blok Rokan terus turun dari tahun ke tahun. Pada tahun 2013, produksi Blok Rokan mencapai 116.5 Juta Barel, sedangkan pada tahun 2015 hanya 102.5 Juta Barel. Pertamina pun ditantang untuk bisa meningkatkan kembali produksi minyak Blok Rokan ketika alih kelola pada 2021 mendatang," ujar Indra.
Baca juga: Atasi pembobolan pipa dan pencurian fasilitas produksi, SKK Migas-PT CPI curhat ke Polda Riau
Berita Lainnya
Menteri ESDM Bahlil sebut kenaikan PPN 12 persen tak pengaruhi harga BBM
19 December 2024 16:58 WIB
Prof Haedar Nashir terima anugerah Hamengku Buwono IX Award dari UGM
19 December 2024 16:35 WIB
NBA bersama NBPA hadirkan format baru untuk laga All-Star 2025
19 December 2024 16:16 WIB
PPN 12 persen, kebijakan paket stimulus dan dampak terhadap ekonomi
19 December 2024 15:53 WIB
Pertamina Patra Niaga siap lanjutkan program BBM Satu Harga di 2025
19 December 2024 15:47 WIB
BNPT-PBNU sepakat terus perkuat nilai Pancasila cegah ideologi radikalisme
19 December 2024 15:38 WIB
Maskapai Garuda Indonesia tambah pesawat dukung operasional di liburan
19 December 2024 15:19 WIB
Kemenekraf berkolaborasi untuk bantu promosikan produk kreatif
19 December 2024 14:52 WIB