Lion Bantah Insiden Pekanbaru Akibat Kelemahan Pilot

id lion bantah, insiden pekanbaru, akibat kelemahan pilot

Pekanbaru, 16/2 (ANTARA) - Manajemen Lion Air membantah insiden beruntun yang menimpa dua pesawatnya yang tergelincir di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru akibat ketidakmampuan pilot untuk mendarat dalam cuaca ekstrim.

"Tidak benar itu karena pengalaman kedua pilot tak perlu dipertanyakan lagi," kata Direktur Umum Lion Air Edward Sirait ketika ditemui di Bandara SSK II, Pekanbaru, Rabu.

Edward juga membantah insiden beruntun tersebut dikarenakan Lion Air tak memiliki kualitas pilot yang kompetan karena perusahaan tersebut minim melakukan investasi dalam pembinaan juru mudi pesawat terbang.

"Kami telah mengeluarkan biaya 21 juta dolar AS untuk simulator penerbangan. Jadi anggapan bahwa kami pelit dalam investasi kepada pilot itu tidak benar," ujarnya.

Dua pesawat jenis Boeing 737 900 ER milik Lion Air tergelincir di Bandara Pekanbaru dalam dua hari berturut-turut. Insiden pertama yaitu pesawat dengan kode penerbangan JT 392 dari Jakarta pada Senin (14/2) yang dipiloti oleh Hambauran Andriansyah.

Sehari setelahnya, pesawat Lion Air JT 295 dari Medan yang dipiloti oleh Andreas Yudo kembali tergelincir hingga ke luar batas landas pacu. Kedua pesawat tergelincir saat mencoba mendarat dalam kondisi cuaca hujan deras disertai angin kencang.

"Keduanya adalah instruktur penerbangan," tegasnya.

Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan juga telah mengeluarkan perintah agar kedua pilot pesawat naas itu dilarang terbang selama 15 hari akibat insiden tersebut. Menurut Edward, manajemen Lion Air juga akan melakukan pemeriksaan internal terhadap dua pilotnya itu.

"Pilot akan diperiksa secara internal dan akan menjadi catatan buat kami," katanya.