Pekanbaru (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan sedikitnya 1,55 juta orang di Provinsi Riau bekerja di sektor informal, yang jumlah tersebut setengah dari jumlah total angkatan kerja di daerah kaya sumber daya alam tersebut.
Kepala BPS Provinsi Riau, Misfaruddin, di Pekanbaru, Rabu, mengatakan secara sederhana kegiatan formal dan informal dari penduduk bekerja dapat diidentifikasi berdasarkan status pekerjaan. Pekerja formal mencakup status berusaha dengan dibantu buruh tetap dan buruh atau karyawan maupun pegawai, sisanya termasuk pekerja informal.
Tenaga kerja sektor informal umumnya bekerja di segala jenis pekerjaan dengan tanpa adanya perlindungan negara dan tidak dikenakan pajak.
"Sebanyak 1,55 juta orang atau 51,77 persen, yang bekerja pada kegiatan informal," katanya.
Baca juga: Ekonomi Riau tumbuh melambat pada triwulan III-2019, begini penjelasannya
Angkatan kerja di Provinsi Riau yang terdata BPS hingga Agustus 2019 ada sebanyak 3,19 juta orang. Penduduk yang bekerja pada kegiatan formal sebanyak 1,44 juta orang atau 48,12 persen.
Meski jumlah pekerja informal di "bumi lancang kuning" komposisinya cukup besar, namun ia mengatakan ada sedikit penurunan dibandingkan tahun lalu.
"Jika dibandingkan Agustus 2018 dengan Agustus 2019, persentase pekerja informal terlihat berkurang sebesar 2,83 persen poin," katanya.
Jumlah pekerja informal tergambar dari penyerapan tenaga kerja di Riau yang masih didominasi oleh penduduk bekerja berpendidikan SD ke bawah ada sekitar 984.000 ribu orang (32,84 persen). Kemudian lulusan SMA sebanyak 707.490 orang (23,61 persen), dan SMP sebanyak 576.440 orang (19,24 persen).
"Penduduk bekerja berpendidikan Diploma ada sebanyak 97.960 ribu orang atau 3,27 persen dan 316.750 orang atau 10,57 persen berpendidikan universitas," katanya.
Baca juga: Nilai tukar petani Riau turun 3,12 persen, masuk kategori defisit
Ia menambahkan, dalam setahun terakhir, persentase penduduk bekerja berpendidikan SD ke bawah menurun dari 34,64 persen pada Agustus 2018 menjadi 32,84 persen pada Agustus 2019. Begitu juga SMA menurun dari 24,06 persen pada Agustus 2018 menjadi 23,61 persen pada Agustus 2019.
"Sementara pada persentase penduduk bekerja berpendidikan lainnya terlihat meningkat," katanya.
Dalam setahun terakhir, lanjutnya, persentase lapangan pekerjaan yang mengalami peningkatan terbesar adalah Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib sebesar 0,58 persen poin. Kemudian Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum (0,53 persen poin), Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor (0,53 persen poin).
"Sementara persentase lapangan pekerjaan yang mengalami penurunan terbesar adalah Pertanian, Kehutanan dan Perikanan sebesar 1,25 persen poin, Konstruksi 0,83 persen poin, dan Jasa Pendidikan 0,52 persen poin," katanya.
Baca juga: Disnaker Riau: produktivitas dorong kesejahteraan naker
Baca juga: Tenaga kerja asal Indonesia diculik kelompok bersenjata di Lahad Datu Sabah Malaysia